Mohon tunggu...
Jasmine Sabila
Jasmine Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tren Self-Diagnosis di Kalangan Masyarakat

9 Juni 2022   13:00 Diperbarui: 9 Juni 2022   13:04 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menjaga kesehatan fisik sudah menjadi tuntutan tidak tertulis bagi semua orang. Dengan fisik yang kuat seseorang dapat menjalankan aktivitas dalam kesehariannya dengan baik. 

Namun, kesehatan fisik tidak sepenuhnya menjadi tolok ukur kesehatan seseorang. Terdapat kesehatan mental yang juga tak kalah penting dalam menentukan kesehatan seseorang secara utuh (Ayuningtyas et al., 2018). Kesehatan mental memberikan pengaruh besar terhadap cara berpikir dan perilaku seseorang. 

Seperti bagaimana mereka berinteraksi, menghadapi dan mengatasi masalah, hingga menentukan keputusan. Dapat kita simpulkan bahwa kesehatan fisik dan kesehatan mental saling mempengaruhi. Ketika keduanya tidak seimbang, maka manusia tidak bisa menjalankan hidupnya secara optimal. 

Melihat dari kondisi saat ini, sebagian masyarakat mulai mengenal baiknya menjaga kesehatan mental. Namun, mereka masih menjadikan kesehatan fisik sebagai fokus utama. Sehingga masih dibutuhkan lebih banyak kesadaran masyarakat untuk menjaga kesejahteraan kesehatan mental mereka dan orang disekitarnya.  

Kewaspadaan mayoritas masyarakat di Indonesia terhadap kesehatan mental perlahan meningkat. Mulai banyak edukasi pengetahuan umum mengenai pentingnya kesehatan mental.

Terlebih lagi, di era modern ini tersedia banyak sekali platform online yang menyediakan berbagai informasi. Dengan adanya platform online ini, masyarakat dapat mengakses dan mendapatkan informasi seputar kesehatan mental dengan mudah. 

Namun, sangat disayangkan ketika beberapa pembaca menggunakan informasi yang mereka dapat sebagai acuan untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental mereka tanpa mengetahui kebenaran informasi tersebut. 

Hal inilah yang disebut dengan Self-diagnosis. Informasi yang ada di media online tidak semuanya dapat dipercaya kebenarannya dikarenakan sifatnya yang umum, dalam artian informasi dapat disebarkan oleh siapa saja. 

Akibatnya, timbul suatu perasaan cemas berlebih terhadap penyakit dari hasil analisis mandiri yang tidak berdasar atau yang biasa disebut Cyberchondria (Bochet et al., 2014). 

Selain Cyberchondria, Self-diagnosis dapat memberikan dampak buruk lainya. Yaitu ketika diagnosis yang dilakukan tidak tepat, justru akan membahayakan diri mereka sendiri. 

Diagnosis yang dilakukan dengan berbekal informasi yang didapatkan secara mandiri dapat menciptakan suatu sugesti. Sehingga seseorang yang pada awalnya tidak mengidap suatu penyakit mental justru mensugesti diri sendiri dan merealisasikan penyakit tersebut.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun