Mohon tunggu...
Deden Karna Subrata
Deden Karna Subrata Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis artikel merupakan kesenangan, saya tulis setiap peristiwa berdasarkan sudut pandang saya, semoga tulisan tulisan saya yang saya share ke Kompasiana dapat memberikan manfaat.

Laki laki

Selanjutnya

Tutup

Financial

(Renungan Ki Sunda) Seperti Menepuk Air di Dulang Terciprat Muka Sendiri

9 September 2018   09:12 Diperbarui: 9 September 2018   09:14 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terima kasih Bang Sandiaga Uno yang telah menukar 1000 dollar demi penguatan rupiah. Seluruh rakyat Indonesia akan berterima kasih kepada abang apabila menukar seluruh dollar yang abang dan keluarga miliki.

Jangan tanggung jadi teladan, agar seluruh pengusaha dan pejabat negeri ini mengikuti langkah yang abang lakukan. Indonesia membutuhkan langkah nyata bukan sekedar kata-kata. Julukan ksatria akan tersandang sebagai bukti kecintaan terhadap Indonesia.

Julukan itu tidak pernah melekat pada kaum jelata karena setiap hari hanya bergumul dengan lumpur dan terik mentari demi ketersediaan padi dan bahan pangan lain.

Walaupun kadang, seluruh keringat mereka tidak pernah dihargai. Tidak ada dollar yang bisa ditukar karena mereka hanya memiliki uang rupiah lusuh yang beredar dari tangan ke tangan.

Jangankan guncangan kecil ekonomi saat ini, goncangan besar seperti Tahun 1998 pun mereka tak terpengaruh, mereka tak pernah goyah.

Tak ada kegelisahan pikiran, yang ada hanya keteguhan. Nilai mata uang bagi mereka tidak begitu terpikirkan. Bagi mereka, yang terpenting ada beras di dapur. Penganan lain dapat mereka cari di sekeliling rumah.

Itulah yang membuat negeri ini selalu selamat dari berbagai goncangan. Tetapi, kini sawahnya sudah berubah menjadi areal pemukiman, sungainya sudah kotor dan bibir pantainya sudah tergerus. Anak-anak kini sibuk bermain gadget dengan kuda tunggangan yang menghabiskan bahan bakar.

Emak-emak sudah tidak lagi menenun, mereka sibuk bermedia sosial, budaya masak sudah mulai terkikis. Pertanyaannya adalah, kalau ada goncangan besar lagi, sanggupkah kita bertahan?. -Dedi Mulyadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun