Ini sebuah catatan yang membekas dalam hidup saya, kisah ini  semoga bisa di jadikan pembelajaran bahwa dalam hidup pertolongan tuhan itu datangnya "Misteri" dan tidak jatuh dari langit, namun datang melalui orang orang yang berhati mulia:.
Pada tahun 2014 saya meminjam uang ke Bank untuk modal usaha, jumlahnya lumayan besar mencapai Ratusan Juta, singkat cerita usaha saya gagal, hutang yang ratusan juta tersebut membuat rumah saya sudah mau disita oleh Bank.
Pada bulan Desember 2015 saya mengenal seseorang di twitter, ini berawal karena saya sering twitwar (Perang Twit/ ada argumen) dengan orang tersebut, karena berbeda dukungan pada Pilpres 2014 ketika itu, Saking seringnya twitwar membuat saya semakin kagum, karena saya tahu orang tersebut merupakan seorang tokoh nasional yang memiliki pemikiran cerdas, militan dan rasional.
Rasa kagum ini membuat saya selalu membelanya ketika diserang ormas tertentu, Jadi aneh memang meski musuh di twitter, namun saya tidak rela jika orang ini ada yang menghinanya dengan kata kata yang tidak pantas.
Ya dari sinilah perkenalan kami berdua sampai sekarang ini.
Orang ini juga yang menyelamatkan rumah saya dari sitaan Bank, kejadiannya memang seperti dalam sebuah mimpi, bagaimana ada seseorang yang hanya kenal di medsos mau membayarkan hutang saya yang jumlahnya mencapai Ratusan Juta, Subhanallah orang ini memang benar benar seperti Jelmaan malaikat yang di utus Allah SWT. untuk membantu kesulitan saya.
Pada hari Rabu 8 Agustus 2018 lalu, sertifikat rumah saya, yang ketika itu beliau tebus dari Bank yang akan mensita rumah saya tersebut, telah beliau serahkan kembali kepada saya. Saat ini yang ada dalam hati saya, bagaimana harus membalas semua kebaikannya selama ini, ko ada orang yang mau berkorban untuk kesulitan saya, sementara hanya untuk mendengar kata terima kasih dari saya saja seperti enggan mendengarnya.
Saya yakin seribu satupun belum tentu ada yang seberuntung seperti saya, ketika semua jalan dan harapan seolah sudah tertutup, kemudian ada seseorang yang menyelamatkan saya, benar benar dramatis.
Apa yang saya tulis ini bukan rekayasa, namun Demi Allah demikian adanya. (DKS)