Mohon tunggu...
Jashmine TiaraBalqis
Jashmine TiaraBalqis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Kedokteran Gigi di Universitas Airlangga

Senang bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Beralih dari Kertas ke Plastik = Ramah Lingkungan?

25 Juli 2022   20:25 Diperbarui: 25 Juli 2022   20:37 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menumpuknya sampah adalah salah satu masalah lingkungan serius yang sedang kita hadapi di masa ini. Menumpuknya sampah seringkali berujung pada bencana seperti banjir bandang. Sampah yang menumpuk, selain pencemaran yang ditimbulkan, seringkali menyumbat saluran air yang ada. 

Dari sekian banyak sampah yang menumpuk, kemasan plastik lah yang sering dijadikan kambing hitam karena sifatnya yang sulit terurai. Akibatnya, orang-orang yang mencoba untuk mencari solusi, beralih menggunakan kemasan berbahan kertas yang lebih gampang terurai. 

Di masa sekarang ini, kertas digadang-gadang menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan karena sifatnya yang lebih mudah terurai. Namun, apakah kertas sungguh-sungguh lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik?

Pada awal perkembangannya, kemasan plastik dikembangkan untuk mengurangi penggunaan kertas. Penebangan pohon yang marak dilakukan kala itu mulai menimbulkan masalah serius, hingga plastik pun dikembangkan sebagai bahan yang lebih tahan lama dan lebih kuat dibandingkan kertas. 

Kenyataannya, memang benar plastik memakan lebih sedikit energi dan mengeluarakan emisi lebih sedikit dibandingkan dengan kertas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Senthilkannan Muthu dan kawan-kawan di tahun 2009, limbah tas kertas dideskripsikan memiliki dampak 100% pada zat karsinogen, perubahan iklim, partikel organik dan anorganik di sistem respiratori, ekotoksisitas, asidifikasi atau eutrofikasi, penggunaan lahan, dan sekitar 49% tingkat radiasi, 47% penipisan lapisan ozon, 29% penggunaan mineral hingga 46% penggunaan bahan bakar fosil. 

Sementara itu, limbah tas plastik dideskripsikan memiliki dampak 100% untuk radiasi, penipisan lapisan ozon, mineral dan bahan bakar fosil, serta 53% berdampak menjadi zat karsinogen, 90% zat organik dan anorganik pada sistem respiratori, 45% dampak pada perubahan iklim, 52% ekotoksisitas, 85% asidifikasi atau eutrofikasi, dan 75% penggunaan lahan.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa baik kertas maupun plastik sama-sama merupakan bahan dengan dampak negatif baik pada lingkungan maupun tubuh manusia. 

Plastik merupakan material yang didapat dari bahan tak terbarukan, sedangkan kertas berasal dari bahan terbarukan. Akan tetapi, bahan dasar kertas, yakni pulp yang didapat dari pohon, berarti bahwa menggunakan bahan kertas harus dilakukan penebangan pohon terlebih dahulu. 

Apabila penebangan pohon semakin marak untuk memproduksi kemasan kertas sebagai pengganti plastik, tentu dampak lingkungan yang ditimbulkan justru menjadi bumerang bagi umat manusia. 

Memang ada alternatif menggunakan bahan daur ulang, namun tentu tidak semua bahan daur ulang dapat digunakan terus menerus, mengingat mendaur ulang sampah itu sendiri juga memakan energi yang cukup banyak.

Dengan demikian, sekiranya bahan kertas maupun plastik tidak digunakan secara berlebihan dan tetap seimbang satu sama lain, mungkin dampak negatif yang ditimbulkan dari keduanya dapat berkurang. 

Diperlukan juga pencarian material lain yang dapat digunakan agar tidak terjebak dalam siklus plastik-kertas-plastik-kertas atas nama keramahan lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun