Mohon tunggu...
Angel Sang Pemenang
Angel Sang Pemenang Mohon Tunggu... -

demokrasi telah mati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengungkap Emosi dari Kata Jancuk

9 Februari 2019   06:07 Diperbarui: 9 Februari 2019   08:16 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah politik selalu licik dan oportunis? Jawabnya tidak selalu, tergantung amal dan ibadahnya, hehehe... 

Ada Prabowo yang mau ongkosi biaya politik orang yang dianggap akan membela rakyat kecil dan kemajemukan, tetapi ada pula politikus licik yang bermain main dengan komitmen dan hanya mengejar jabatan.

Tetapi secara umum politik itu memang licik dan oportunis apalagi jika niatnya hanya mengejar jabatan atau ingin menguasai orang lain. Politik licik dan oportunis itu bisa kita lihat dari apa yang dilakukan, bukan apa yang diucapkan. 

Diantaranya dengan bagi bagi sembako saat kunjungan, lempar - lempar bingkisan dari mobil mewah, bagi bagi sepeda dengan anggaran negara, atau mempermainkan subsidi BBM untuk urusan elektabilitas, juga import pangan tanpa mempertimbangkan nasib petani; Lebih parah lagi kampanye pilpres dengan sponsor BUMN. 

Semua hal itu dilakukan bukan dengan uang pribadi tetapi memakai uang negara yang sebetulnya uang rakyat juga. Ya benar - benar licik dan berbau penyalahgunaan keuangan negara untuk kepentingan pribadi dan partai.

Ada cerita satire untuk kasus kelicikan ini, ada yang mengumpatnya dengan sebutan Jancuk. Mungkin itu hanya ungkapan kekesalan tersembunyi tapi juga menunjukkan seberapa greget mereka menghendaki perubahan yang lebih baik. Seperti Abu Nawas yang secara cerdas berhasil membokongi raja di hadapan para pembesar istana.

Mengapa mereka menyebutnya Jancuk?

Kata tersebut sebetulnya memiliki beberapa makna tergantung konteksnya. Seperti contoh berikut ini:

Pada orang yang tengil dan suka pamer: hai cuk, raimu teko endi ae klewas klewes..

Pada orang yang suka membual: Cangkemmu cuk!

Pada  orang yang nyebelin: Kon iku njancuki!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun