Mohon tunggu...
Angel Sang Pemenang
Angel Sang Pemenang Mohon Tunggu... -

demokrasi telah mati

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Belajar Sukses dari Sandiuno

15 November 2018   19:10 Diperbarui: 16 November 2018   07:33 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari akun instagram @sandiuno di beri komentar oleh penulis

Keterangan Gambar:

  1. Interaksi dengan audience langsung di panggung, tanpa teks atau contekan sama sekali. Materi tentang entrepreneurship bukan membahas nama nama nama nama ikan, tidak ada juga bicara mengenai genderuwo dan sontoloyo. Tidak ada juga bingkisan atau hadiah sepeda.
  2. Di Acara semi komunitas semi formal acara berlangsung penuh swadaya, tidak ada pencurian fasilitas negara untuk kepentingan koalisi.
  3. Masyarakat akar rumput yang begitu antusias dari berbagai golongan, tidak ada pasukan nasi bungkus sebagai penonton bayaran.
  4. Persahabatan yang tulus, bukan persekongkonlan para pengkianat seperti toko sebelah.
  5. Berinteraksi dengan komunitas global tanpa kendala intelektualitas, pengetahuan dan bahasa. Bayangkan betapa ribetnya ngomong hal penting dengan bahasa tarzan dan pengetahuan rendah. Cek toko sebelah.
  6. Bersama Ilham Habibie, genius nasionalis lainnya. Semoga berkolaborasi menjadi pemimpin kelas dunia dibidangnya. Siapa membunuh IPTN?

Jika sukses itu diukur dari jumlah uang dan jabatan, mungkin akan banyak kontradiksi kita temui dalam dunia nyata. Karena tidak sedikit mereka yang banyak uangnya ternyata ujungnya sebagai pasien KPK, begitu juga ada banyak orang dengan jabatan mentereng, ternyata ujungnya menindas rakyat kecil dan menjadi hamba pengusaha. 

Pembaca tentu tahu siapa pejabat yang selama berkuasa rajin mempersulit orang miskin, membolduser rumahnya tanpa pesangon, dengan dalih kepentingan umum. Atau pejabat yang di tahun pertamanyapun menaikkan PLN sampai 3x lipat. Rakyat kecil tidak paham bagaimana menghitung tagihan listrik, tetapi mereka tahu, listrik yang mereka bayar saat ini 3x lipat lebih mahal dari sebelumnya.

Saat ini rakyat kecil benar - benar kehilangan sosok yang bisa dipercaya membela mereka. Rakyat kecil yang paling merasa bagaimana daya beli mereka turun. Tidak perlu angka - angka statistik rumit dari BPS, cukup perhitungan sederhana, jika tarif listrik naik 3x lipat, harga sembako naik, sementara penghasilan makin sulit dan dipersulit. Bagaimana mungkin kita mengelak bahwa daya beli masyarakat memang menurun?

Tetapi setidaknya saat ini di pilpres 2019 nanti, rakyat seperti mendapat harapan baru dari sosok Sandiaga Uno. Apakah sosok Sandiaga Uno ini cukup bisa dipercaya, atau sama saja seperti pejabat pejabat sebelumnya yang janji tidak kemaruk jabatan dan bersekongkol dengan Genderuwo politik dan ekonomi? Tentu bagaimanapun kita wajib kritis dan waspada. Mari kita telaah sedikit sisi positif dari Sandiaga Uno.

Kerja Keras

Jika anda follow akun instagram @sandiuno, anda akan tahu seberapa greget sosok ini melakukan pekerjaannya. Setiap hari berkeliling dari satu kota ke kota lain, bukan kampanye tetapi mendengar suara rakyat dan memberi pelatihan wirausaha pada banyak kaum millenia dan pedagang pasar untuk meningkatkan ekonominya. Sementara jika kita lihat ditelevisi, para politisi debat dan mengumbar retorika tentang wong cilik. Beberapa politisi pejabat lainnya sibuk mainan motor modifikasi, lupa kalau fasilitas negara melekat dalam kesehariannya. Beberapa centeng politik lainnya sibuk melaporkan lawan politiknya ke Polisi untuk hal yang remeh temeh.

Kerja Cerdas

Mulai dari ulama, sampai Sri Sultan, BJ Habibie, dan para tokoh bangsa sudah ditemui oleh Sandiuno. Ini tentu saja sebuah kerja cerdas. Beliau tidak takut dianggap bodoh ketika mendengar nasihat para tokoh bangsa. Lebih dari sekedar kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosi, managerial dan kecerdasan humanisme, bahwa kekuasaan dan jabatan diemban bukan untuk merendahkan manusia lain. Tetapi jabatan yang menjadi barokah pada semua warga bangsa.

Kerja Tuntas

Ketika banyak orang takut kehilangan jabatan saat berkompetisi untuk amanah yang lebih tinggi, Sandiuno memilih melepas jabatan Wakil Gubernur DKI, ketika ditunjuk menjadi Cawapres 02. Sebuah keputusan tuntas dimana beliau sendiri bilang, "saya tidak mau membebani atau menyeret pemda DKI dalam perjuangan memenangkan pilpres." Keputusan yang sangat bijaksana dan tuntas, sangat berbeda dengan kubu sebelah yang mengambil cuti, bahkan pada jabatan yang sebetulnya bisa menyeret umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun