Mohon tunggu...
Politik

Khofifah IP Pilihan Kita Semua

19 November 2017   16:13 Diperbarui: 19 November 2017   16:35 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suka atau tidak suka, Khofifah Indar Prawansa merupakan salah satu  sosok yang "fenomenal" untuk menjadi suksesor Pakde Karwo (:Sukarwo)  dalam meneruskan estafet kepemimpinan di Jawa Timur. Dalam berbagai  hasil lembaga survei, Khofifah selalu nangkring di tiga besar. Bahkan,  tidak dipungkiri, Khofifah selalu jadi penantang serius dalam tiga edisi  gelaran Pilgub Jawa Timur (tahun 2008, 2013 dan 2018).

Di luar  hitungan hasil lembaga survei, Khofifah memiliki kapasitas dan  kapablitas yang cukup unik. Pertama, Khofifah menjelma simbol kesetaraan  politik kaum perempuan. Bung Karno pernah berujar, laki-laki dan  perempuan itu bak sepasang sayap. Jika salah satunya patah atau pasif,  burung pun dipastikan tidak bisa terbang. Dengan kalimat yang lebih  konkret, jika era milenial menyarankan laki-laki dan perempuan berdiri  sama tinggi dan duduk sama rendah, Khofifah dapat dijadikan tolok-ukur  kesetaraan dan kebersamaan itu.

Selain menjabat ketua umum  Muslimat, Khofifah pernah tercatat sebagai anggota DPR, Menteri Negara  Pemberdayaan Perempuan pada Kabinet Persatuan Nasional di era Gus Dur,  dan Menteri Sosial di Kabinet Kerja. Hal ini menjadi catatan "shahih"  bagi perjalanan dan kematangan politik Khofifah. Artinya, kemunculan  Khofifah di pentas pilgub Jatim bukan karena citra. Akan tetapi,  proseslah yang melahirkannya sebagai salah satu tokoh perempuan yang  patut diperhitungkan dan diberi kesempatan untuk memimpin masyarakat  Jawa Timur dan mengelola potensinya.

Kedua, Khofifah pejuang  demokrasi bersih. Capaian yang cukup fantastis dari Khofifah dalam dua  gelaran pilgub sebelumnya, adalah pendidikan politik bersih. Pada tahun  2008, Khofifah boleh jadi kalah. Tapi putusan MK yang memerintahkan  pemungutan suara ulang di beberapa TPS, menjadi satu pukulan telak bagi  para lawan politiknya. Artinya, dalam proses memperjuangkan cita-cita  politiknya, Khofifah tidak menanggalkan jati dirinya sebagai muslimah  yang budiman. Politik yang cenderung penuh intrik, tidak serta merta  menjebak Khofifah. Khofifah tetaplah Khofifah: seorang kader NU yang  mampu menunjukkan karakter ke-NU-annya dalam berpolitik. Satu gaya dan  pandangan politik yang lebih mengedepankan kepentingan dan kemashlahatan  ummat.

Ketiga, Khofifah pilihan semua partai. Sisi unik yang tak  terbantahkan, dalam tiga gelaran Pilgub, Khofifah didukung oleh beberapa  partai yang berbeda. Tahun 2008 Khofifah yang berpasangan dengan  Mudjiono didukung oleh PPP, PPNU, PNI Marhaen, Partai Merdeka, Partai  Pelopor, Partai PIB, PNBK, PKPI, PBR, PDS, PKPB, Partai Patriot  Pancasila; pada tahun 2013, Khofifah yang berpasangan dengan Herman  Surjadi Sumawiredja didukung oleh PKB, PKPB, PKPI, Partai Kedaulatan,  PMB dan PPNU; semestara di tahun 2018 ini, partai politik yang sudah  "resmi" mendukung Khofifah antara lain, Partai Demokrta, Partai Golkar,  Partai NasDem, PPP dan Partai Hanura. Fakta ini memberikan satu gambaran  ketokohan, kemampuan Khofifah bisa diterima oleh semua golongan.

Mungkin  dalam politik kita mengenal, tak ada kawan atau lawan yang abadi, yang  ada hanya kepentingan abadi. Dengan "tagline" semacam ini, Khofifah pun  pantas ditempatkan sebagai wadah kepentingan semua golongan. Khofifah  diterima, dipilih dan didukung oleh berbagai golongan dengan satu  keyakinan: dirinya mampu untuk mengelola dan menjawab berbagai tuntutan  dan kepentingan itu.

 Sekali, suka atau tidak suka, mau atau tidak  mau, Khofifah pada hakikatnya adalah pilihan kita semua. Sekarang  pilihan itu dikembalikan pada kita semua: apakah kita akan mengikuti  pilihan hati kita atau kita lebih memilih membohongi diri sendiri?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun