Mohon tunggu...
Willy Teniwut
Willy Teniwut Mohon Tunggu... Dosen - Penulis wannabe penulis

Enjoying the ride

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menuju Puncak (Istana)

17 Agustus 2018   10:28 Diperbarui: 17 Agustus 2018   11:11 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menuju puncak. Anak-anak tahun 2000-an pasti akan teringat pada salah satu acara pencari bakat di TV swasta. Well, mirip acara kontestasi tersebut, pemilihan presiden pada tahun 2019 nanti juga melewati beberapa seleksi yang nantinya akan terpilih "juara pertama" yang akan melenggang menuju Istana Negera untuk 5 tahun kedepan. 

Satu paslon capres dan cawapres adalah juara bertahan, dan satunya adalah penantang (bertahan??) karena pada periode sebelumnya capres ini juga pernah maju sebagai cawapres dan capres. Sekarang, bagaimana menuju ke istana? masing-masing pihak mulai menyusun langkah masing-masing. 

Langkah awal yang paling jelas dan rasional harus di ambil adalah menyusun tim, yang tentunya sudah seharusnya juga mempertimbangkan banyak faktor selain kemampuan dalam menjaring suara, kemampuan logistik hingga kemampuan dalam manajemen. 

Selain faktor-faktor yang terlah disebutkan sebelumnya, masing-masing tim sudah harus menyesuaikan tim dan komposisinya sesuai dengan paket pasangan mereka dan juga paket pasangan lawan. 

Dari sisi Manajemen Strategi dengan portfolio SWOT maka yang masing-masing tim sebenarnya mampu memperlakukan kekuatan lawannya menjadi kelemahannya dan sebaliknya tergantung momentum dan angel yang ingin di sasar. 

Mulai dari pasangan calon juara bertahan, Dengan segala intrik dan dinamika pragmatis nan oportunis setiap parpol pendukungnya maka Sang Presiden memilih Salah satu orang penting di NU yang merupakan ulama. Hal ini berusaha di justifikasi oleh tim juara bertahan dalam rangka menangkal isu-isu negatif terkait politik identitas pada Sang Presiden. 

Demikian halnya dengan pihak penantang (bertahan) dengan segala tarik-menarik dan dinamikanya maka terpilihlah Wakil Gubernur Jakarta yang baru menjabat jabatan ini baru satu tahun (more less).

Dari komposisi yang ada maka kembali kalau pakai potfolio Ansoff Matrix, maka seharusnya yang perlu dilakukan pasangan juara bertahan adalah perlu penetrasi pangsa suara yang ada dan yang perlu dilakukan penantang bertahan adalah peningkatan jumlah suara yang di dapat sebelumnya, tetapi pada kenyataanya tidak dapat dilaksanakan secara absolut seperti rekomendasi tersebut. 

Hal ini dikarenakan pada posisi juara bertahan, calon waki yang dipilih berbeda dengan Wakil Presiden sekarang selain perbedaan pada orang terdapat yang sangat perbedaan pada penampilan, background pendidikan, pengalaman kerja dan lebih terutama adalah usia, sehingga penetrasi suara menjadi kurang relevan tanpa sebelum mampu mem-positioning-kan paket ini, brand image dari paket capres dan cawapres yang harusny juara bertahan menjadi agak buram terlihat akibat terdapat distraksi yang cukup jelas pada pasangan calon wapres yang dipilih. 

Di lain pihak, calon penantang bertahan juga terpaksa harus tidak solely menggunakan strategy memperluas dan mengembangkan suara yang dimiliki karena calon wapres yang dipilih memiliki ciri khas yang juga berbeda, memiliki latar belakang pengalaman kerja yang berbeda dengan calon presiden penantang selain itu faktor penampilan dan usia juga sangat kontras dengan capresnya maupun dengan calon wapres juara bertahan. 

Dengan pergeseran pasar suara dimana terdapat istilah generasi milienial yang membuat strategi maisng-maisng calon akan berubah dari yang seharusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun