Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 53

6 September 2025   15:15 Diperbarui: 18 September 2025   14:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh, anu, kalau saya, saya tidak ke sana juga," Bondalika menjawab tanpa alasan sambil nyengir.

Yang lain tertawa melihat wajah Bondalika. Sudah bisa diduga, bukan hal aneh anak dari kalangan berada seperti Bondalika tidak tertarik dengan kegiatan yang mengedepankan fisik.

"Hahaha, tidak mengapa kalau kalian tidak bisa berkunjung ke acara itu," ujar Ki Datok. "Widura, kalau memang kamu dan gurumu jadi ke kadipaten, lebih baik menginap saja di tempat saya."

Mendengar tawaran Ki Datok, Widura jadi makin bersemangat. Pandang matanya berbinar.

"Sungguhkah, Ki Datok?"

Ki Datok hanya mengangguk tenang.

"Kalau begitu terima kasih. Nanti akan saya sampaikan ke guru."

Acara yang diadakan Ki Sriram berlangsung menyenangkan bagi semua orang. Ketika banyak orang berkumpul pastilah akan terjadi pertukaran informasi. Begitu pun saat ini.

Raja Darius yang saat ini memimpin Kerajaan Semala akan memperluas cakupan pekerjaan perbaikan jalan di seluruh wilayah. Sebelumnya, sang raja mengirimkan sejumlah cendekiawan kerajaan untuk belajar cara pengerasan jalan ke negeri seberang. Kemudian di tahap awal, pengerasan jalan dilakukan di sekitar wilayah kotaraja dan pusat kadipaten terlebih dulu. Sekarang pekerjaan itu akan menjangkau desa-desa besar dan sekitarnya. Dengan perbaikan jaringan jalan kerajaan, diharapkan rakyat akan lebih mudah melakukan perjalanan dagang. Kabar seperti ini pastilah disambut sukacita oleh semua orang.

Kesenangan ini makin bertambah-tambah bagi Widura, Ratri, Sogol dan Murti tatkala Ki Sriram memberikan bungkusan hadiah kepada mereka. Mereka juga banjir apresiasi dari orang-orang yang hadir di perjamuan. Terkhusus bagi Widura, keinginannya menjadi prajurit semakin kuat.

Suasana perjalanan pulang mereka di atas delman jadi semakin heboh, ini karena empat anak ini saling melihat isi hadiah masing-masing. Ki Kusir delman juga ikut bergembira ketika mengetahui dari anak-anak ini bahwa kerajaan akan meluaskan pekerjaan perbaikan jalan. Ia sudah membayangkan betapa nyaman perjalanan nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun