"Kalian anak-anak hebat. Terima kasih, ya. Karena tindakan kalian tugas kami dapat terselesaikan dengan baik." jawab Ki Datok.
Sebongkah besar rasa bangga muncul dalam benak anak-anak ini. Tindakan mereka mendapat apresiasi yang di luar perkiraan mereka.
"Mari saudara-saudara dan anak-anak semuanya, silakan masuk. Acara bisa kita mulai," ujar Ki Sriram.
Acara perjamuan santai itu pun dimulai. Berbagai makanan berat hingga jajanan ringan tersaji. Gelas-gelas minuman terisi tiada henti. Kelompok penghibur menghias suasana dengan bernyanyi.
Ki Datok dan Ki Marta menanyai Widura dan teman-temannya satu demi satu. Banyak hal yang ditanyakan oleh perwira itu. Anak-anak juga antusias bertanya banyak hal tentang urusan keprajuritan.
"Dalam dua bulan mendatang, Kadipaten Dulki akan mengadakan festival keprajuritan. Kalian bisa ikut meramaikan acara itu. Ada berbagai lomba ketangkasan dan kekuatan untuk anak-anak. Biasanya berlangsung tiga hari. Tapi keramaiannya bisa lebih lama. Apakah orang tua kalian akan mengajak bepergian ke sana?" Ki Datok berujar.
"Saya diajak guru ke sana, Ki Datok," Widura menjawab.
Ki Datok mengangguk menanggapi jawaban Widura lalu bertanya kepada yang lain, "Bagaimana dengan yang lainnya?"
"Saya membantu ayah berdagang kain, Ki," jawab Ratri.
"Kalau terlalu lama, saya tidak bisa. Saya membantu ayah membuat ukiran," sahut Sogol.
"Saya harus membantu ayah di kebun," ujar Murti kemudian.