Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 49

12 Agustus 2025   13:55 Diperbarui: 18 Agustus 2025   14:10 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini hanya ada Ki Jeri dan Ki Soros yang sedang duduk berhadapan. Nyi Soros yang sebelumnya berada di sisi suaminya kini beranjak masuk ke rumah, mempersilahkan dua orang tersebut untuk berbicara dengan bebas.

"Begini, Ki Soros. Saya pengawal dari seorang pedagang. Nama Tuan saya Sriram. Sebelum mengutarakan maksud saya, saya ingin bertanya dahulu. Apakah Anda mendengar kabar yang akhir-akhir ini santer terdengar kalau ada segerombolan perampok yang bikin resah di wilayah ini?" Ki Jeri membuka omongan.

"Ya, saya tahu itu. Kalau tidak salah jumlah mereka lumayan banyak. Dan mereka sulit ditangkap."

"Nah, kebetulan dua orang dari kawanan tersebut adalah pengintai yang menyamar sebagai pedagang. Tugas dua orang ini salah satunya adalah mencari informasi mangsa yang akan mereka rampok." Ki Jeri berhenti sejenak sambil memperhatikan reaksi Ki Soros.

"Namun tanpa sengaja seseorang yang kami percaya mengetahui identitas dua orang pengintai itu. Tapi mereka belum tahu kalau sebenarnya kedok mereka telah kami ketahui. Dan sekarang ini dua orang tersebut bersikeras ingin menyertai rombongan kami. Saya mengira mereka akan berusaha merampok Tuan saya di perjalanan kami sekarang ini. Itulah mengapa saya membutuhkan jasa Ki Soros."

"Oh, begitu," Ki Soros menjawab perlahan sambil mengangguk-angguk. "Lalu rencana yang lebih terperinci buat dua orang ini seperti apa, Ki?"

"Saya ingin dua orang ini segera diringkus setelah kami keluar dari desa ini. Lalu keduanya saya titipkan di sini saja, biar selanjutnya ditangani oleh Ki Jagabaya. Dan besok, mereka pastinya akan ada yang menjemput dari pihak prajurit Kadipaten."

"Ki Jeri sepertinya yakin kalau pihak prajurit Kadipaten akan segera membawa mereka esok hari. Apa yang membuat Anda yakin? Bukankah barak prajurit Kadipaten adanya di Desa Turi Agung? Apakah Ki Jeri akan melapor ke sana?"

"Benar, Ki Soros. Mereka penjahat yang licik dan berbahaya. Daripada lama-lama ditahan di desa ini, lebih baik kalau mereka bisa segera ditangani para prajurit saja."

Walau sebetulnya Ki Jeri tidak akan ke Turi Agung, tapi hasilnya akan sama saja. Ia yakin para prajurit yang berada di Desa Merak akan segera membawa dua orang itu bersama gerombolan rampok yang lainnya. Lagi pula tidak perlu juga menjelaskan kepada Ki Soros tentang penyergapan nanti malam.

Maka Ki Jeri dan Ki Soros akhirnya menyepakati harga jasa dan strategi meringkus Vikra dan Bajra. Karena ini rencana mendadak dan belum dibicarakan dengan Ki Sriram, maka Ki Jeri menggunakan uang pribadinya terlebih dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun