Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

FPI Meminta MUI Keluarkan Fatwa Haram Terhadap Tindakan Densus 88

5 November 2012   02:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:58 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak hadir (adanya) Densus 88, sudah tak terhitung teroris tewas akibat tertimpa peluru mereka; dan tak sedikit yang tertangkap hidup-hidup, serta kini terpenjara. Bahkan, cukup banyak yang masih menunjukkan gelagat - mempersiapkan aksi teror, mereka sudah tertangkap  serta tewas sebelum menjalankan aksinya.  Salut, tunjukkan jempol,  ku angkat topi,  dan beri hormat kepada kerja dan karya mereka.

Semuanya itu, telah memberi kepuasan kepada seluruh WNI yang ada di Nusantara maupun Luar Negeri;  suatu kepuasan yang di lanjuti rasa aman serta bebas dari takut dan ketakutan.

Hanya, mereka yang berjiwa teroris sajalah yang menyalahkan dan menolak Densus 88. Mereka adalah manusia-manusia otak kotor, yang ingin negeri ini hancur, atau bahkan mereka adalah para pelindung dan pengkader teroris. [caption id="attachment_213840" align="alignright" width="134" caption="doc jappy.8m.com"]

13515847251246291626
13515847251246291626
[/caption] Kehadiran dan jangkauan Densus 88 dari Sabang sampai Merauke -Sangir-Talaud sampai Rote, tak dapat disangkal oleh siapa pun di negeri ini, telah mampu menghadirkan “kebebasan dari rasa takut dan ketakutan;”bukan hanya untuk WNI tetapi juga masyarakat LN, terutama turis asing.  Oleh sebab itu, seluruh masyarakat Indonesia, patut dan perlu mendukung upaya - operasi - gerak - gerakan Densus 88. Mereka wajib mendapat tempat di hati Rakyat Nusantara, (agaknya bisa direkomendasikan sebagai  calon menantu, heheheheeheh).

Sayangnya, menurut Markas Besar Polri,  masyarakat masih bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar. Agaknya, masyarakat memang membutuhkan - ingin aman serta keamanan, tetapi belum peka terhadap sikon sekitar, sehingga masih mudahnya kawanan teroris menyusup di antara (komunitas masyarakat) mereka.  Oleh sebab itu, perlu edukasi - pemberdayaan masyarakat (terutama oleh pengurus lingkungan rt/rw, lurah, dan seterusnya) agar ada semangat memberantas teroris (yang atas nama agama maupun tidak berdasar ajaran agama). [caption id="attachment_214772" align="aligncenter" width="400" caption="kompas.com"]

1352079704267543748
1352079704267543748
[/caption]

LIHAT keberhasilan Densus 88 yang terupdate di berbagai media massa dan online; tak sedikit laporan dan topik khusus, misalnya (terutama) di kompas.com; semuanya membuka mata publik bahwa para teroris (atas nama agama, idiologi, politik, atau mungkin juga atas nama setan), begitu menyebar, bringas, dan membuat ketidakamanan, serta menjijikan.

Bahkan, menurut lapoaran media online, termasuk kompas.com, " ... dua terduga teroris di Poso, Yasin dan Khalid; Yasin alias MY dikenal sebagai tokoh masyarakat setempat dan Khalid/Kholid polisi hutan/PNS ... ."

Bayangkan, para teroris tersebut bukan saja bertopeng di balik kebesaran agama, namun juga menampilkan diri sebagai orang baik-baik dan terpandang di hadapan publik.

Topeng dan bertopeng itulah, kadang membuat mereka yang jauh dari pusat kegiatan teroris beranggapan, bahkan menuduh, bahwa Densus 88 telah melakukan pelanggaran HAM, tanpa pri kemanusiaan, keras, dan lain sebagainya.  Mereka yan melihat dari jauh itu, dari balik pintu rumahnya tersebut, kadang (juga) berseru atas nama HAM dan agama, atau bahkan idiologi agar Densus 88 dibubarkan, dan lain sebagainya.

Sama halnya yang dilakuan oleh Si Selon dari FPI Jakarta (lihat image), dengan asbun (mau, hendak, ingin) atau telah (!?) meminta MUI agar mengeluarkan FATWA HARAM terhadap pembasmian TERORIS di Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun