Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Abraham/Nabi Ibrahim Mencintai SARA, Indonesia Sentimen SARA

10 Agustus 2012   02:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:00 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_77086" align="aligncenter" width="400" caption="capture from mikeghouse pluralism image "][/caption] SARA,  s - a  - r - a - i, שרה - שרי, sebetulnya berasal dari bahasa ARAM, bahasa suku-suku kuno di Timur Tengah; kemudian di Ibranikan; dan juga di Inonesiakan.  SARA adalah nama seorang perempuan cantik; ia adalah isteri (pertama dari) Abraham/Nabi Ibrahim. Abraham temasuk orang-orang termuka di Ur-Kasdim, wilayah kuno antara Eufrat - Tigris (sekarang Irak).

Ketika Abraham melakukan nomade ke arah Timur, ia membawa isterinya, SARA (juga seroang keponakanya yaitu Lot). Abraham/Nabi Ibrahim, sengat mencintai SARA; hampir semua permintaan SARA diikuti oleh Abraham. Bahkan Abraham, karena cinta dan mau menyenangkan SARA, ia ikuti permintaan SARA untuk mengawini salah seorang budaknya. Singkat kata, Abraham/Nabi Ibrahim, bapa semua orang beriman, nenek moyang spiritual agama-agama samawi, sangat mencintai - mengasihi SARA.

S - A - R - A, di Indonesia telah menjadi lain; tak lagi menjadi nama perempuan cantik; mungkin pada masa akan datang, akan hilang SARA sebagai nama anak-anak perempuan di Nusantara. Mungkin akan menjadi sama dengan Herodes, Nero, Galigula, Judas, yang banyak dijadikan nama anjing daripada manusia; karena sifat-sifat pemilik nama mula-mulanya.

Di Nusantara, SARA telah menjadi suku - agama - ras - antar golongan. SARA yang indah, hanya kata-kata biasa; SARA hanya kata - benda - makhluk - sikon, tetapi di dalamnya mempunyai kekuatan maha dasyat, yang memecah belah serta menghancurkan bangsa - rakyat RI. Bahkan NKRI bisa bubar dan menjadi ingatan sejarah hanya karena SARA.

Ko' bisa .... memang bisa.

Suku - agama - ras - antar golongan, tidak salah dan tak dosa serta bukan malapetaka. Itu sudah menjadi jalan hidup dan kehidupan serta takdir diri umat manusia. Seseorang tak bisa memilih terlahir di luar batas-batas SARA yang telah melekat pada orang tuanya. Itu adalah realita, yang harus diterima, tanpa protes diri.

SARA akan menjadi sesuatu yang tak bisa diterima, dibiarkan, menakutkan, memecah, menghancurkan, merusak, jika telah menjadi ... sentimen SARA.

Sentimen SARA, ternyata, telah menjadi sesuatu paling gampang digunakan oleh orang-orang yang otaknya merusak keteraturan sosial - merusak kemanusiaan - merusak damai dan perdamaian - merusak persaudaraan - dan aneka rusak serta kerusakan lainnya.

Mengapa sosok-sosok tersebut ada di Nusantara!? Bukankah, sejak lama (telah) ada dan tercipta hubungan damai dan harmonis antar (dan antara) umat beragama di Nusantara!? Mengapa kini (di sana - sini) menjadi (dan pada banyak tempat sering muncul) disharmoni - intoleran - penuh ketidaknyamanan!?

Ketika menelusuri semuanya itu, ternyata jawabanya ada pada Pemerintah RI. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa ulah pemerintahinilah, yang kini sikon keberagamaan yang miring tersebut merajalela di Nusantara. Mari kita melihat jauh ke belakang :

Pada era lalu, tiba-tiba ada SKB MENTERI yang (katanya) mengatur (sebelum) pendirian rumah ibadah; dan SKB ini lebih tertuju kepada pembangunan bukan mesjid (pembangunan Mesjid tak perlu memperhatikan SKB itu). SKB ini, secara jujur, bukan untuk rakyat (yang berbeda agama) bisa menerima pembangunan rumah ibadah di wilayah tertentu, melainkan terbuka atau MEMBUKA peluang agar rakyat menolak (tidak memberi izin) pendirian rumah ibadah.  aneh bukan … !?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun