Tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda mengencangkan tonggak yang kokoh untuk perjalanan bahasa Indonesia.
Pada tahun 1933 resmi berdirinya sebuah angkatan sastrawan yang menamakan dirinya dengan Pujangga Baru yang dipimpin Sutan Takdir Ali Syahbana dan kawan-kawan.
Pada tanggal 25-28 Juni 1938 diadakannya Kongres Bahasa Indonesia I di Solo
Masa pendudukan Jepang (1942-1945) merupakan suata masa yang penting, karena Jepang memilih bahasa Indonesia sebagai alat komunikasai antara Pemerintah Jepang dengan rakyat Indonesia, dan bahasa pengantar di lembaga-lemaga pendidikan.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditanda tanganinya UUD 1945, yang salah satunya pasal 36.
Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi.)
Pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954 di laksanaka Kongres Bahasa Indonesa II di Medan.
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia disempurnakan dengan pidato presiden depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Tanggal 31 Agustus 1972 Mentri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnaan dan Pedoman Umum Pembentuk Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
Kongres Bahasa Indonesia III diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober -2 November 1978 di Jakarta.
Kongres Bahasa Indonesia IV diselengarakan pada tanggal 21-26 November 1983 di Jakarta. Untuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55.