Mohon tunggu...
Janu Shyam Bachtiar
Janu Shyam Bachtiar Mohon Tunggu... Penulis - Keep Going Reading :)

Mahasiswa S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Profesi Pendidik dengan Terciptanya Robot Artificial Intelligence

4 April 2020   16:50 Diperbarui: 4 April 2020   17:13 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:M. Risyal Hidayat/ANTARA FOTO

Pada bulan September 2019 dikabarkan bahwa Indonesia kedatangan robot humanoid pertama, yang bernama Sophia. Sophia merupakan robot humanoid dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang dibuat oleh perusahaan Hanson Robotics. Sophia juga merupakan robot pertama yang mendapatkan kewarganegaraan dari negara Arab Saudi, ia mendapatkan kewarganegaraan tersebut pada Oktober 2017. Lalu apa sebenarnya kecerdasan buatan itu?.

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia (Gaskin, 2008).

Di era teknologi industri 4.0 saat ini, teknologi AI berkembang begitu pesat. Tak dapat dipungkiri bahwa dalam aktivitas sehari-hari kita sering menggunakan teknologi AI tersebut. Memesan kendaraan online, menggunakan GPS, berbelanja online, bahkan mendengarkan lagu pun merupakan aktivitas keseharian kita dalam pemanfaatan AI. Perkembangan teknologi AI juga dapat menggantikan beberapa pekerjaan manusia jika pekerjaan tersebut bersifat manual dan repetitif akan sangatlah mudah terkena dampak otomatisasi.

Dengan diciptakannya robot AI seperti Sophia suatu hari nanti dapat mengancam beberapa profesi salah satunya profesi pendidik. Guru sebagai profesi yang mempunyai kewenangan dan kemampuan untuk menyesuaikan bagaimana proses belajar menjawab antara tuntutan kurikulum dengan kebutuhan para muridnya.

Jika guru hanya menjalankan kurikulum, guru bisa saja diganti perannya oleh robot.

Profesi guru menjadi lebih penting atau bernilai ketika ia bisa mencari "racikan" yang pas antara tuntutan kurikulum dengan kebutuhan para murid. Guru harus bisa mendiagnosis apa yang menjadi kebutuhan dari murid-muridnya, bagaimana profil belajar seorang murid dan kemudian mencari bagaimana solusi yang tepat agar kebutuhan para murid dengan kebutuhan kurikulum bisa seimbang. Kreativitas merupakan kunci yang akan membuat profesi guru bernilai dan tidak dapat digantikan oleh robot dengan teknologi AI sekalipun.

Di masa yang akan datang banyak profesi yang akan punah, ada juga profesi baru yang akan muncul dan masih banyak profesi yang dapat bertahan serta berkembang di tengah pesatnya perkembangan teknologi yang semakin modern. Profesi yang dapat bertahan dan berkembang tersebut adalah profesi-profesi yang membutuhkan dua hal untuk dapat bertahan yaitu kreativitas dan relasi sosial.

Kreativitas merupakan bagaimana membuat sesuatu atau menciptakan solusi -- solusi baru. Sedangkan relasi sosial yang di dalamnya termasuk empati, komunikasi, presentasi, persuasi dan banyak lainnya yang mana kita dapat melakukan relasi secara optimal dengan orang lain termasuk berkolaborasi. Kedua hal tersebut yang belum dapat dicapai oleh AI sehingga hal itu menjadi modal penting bagi guru.

Menurut Psikolog dari Amerika bernama Robert Epstein, cara meningkatkan kreativitas guru adalah dengan Surrounding.

Metode ini dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang yang belum kita kenal sebelumnya. Memperbanyak pergaulan dengan orang yang memiliki latar belakang, kepribadian ataupun minat yang berbeda akan membangun kesadaran guru pada berbagai ide yang baru.

Selanjutnya dengan sering mengikuti seminar, penyuluhan dan berbagai organisasi sosial. Mempelajari hal-hal baru dapat membangkitkan ide serta meningkatkan kreativitas. Ketika mendengarkan presentasi orang lain mengenai ide-ide mereka, guru dapat menjalin koneksi baru yang bisa meningkatkan produktivitas kerja dan aktivitasnya. Dari hal-hal tersebut diharapkan guru dapat berkonstribusi lebih baik dalam mendidik sehingga profesi guru sulit untuk tergantikan oleh robot dengan kecerdasan buatan (AI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun