Warga negara Indonesia di Australia juga ikut serta melakukan aksi pemboikotan ini. Organisasi Indonesian Political Exile's Association melakukan imbauan kepada para serikat buruh guna memboikot seluruh kapal-kapal Belanda yang membawa perangkat militer untuk menjajah Indonesia. Pada 26 September 1945 dikenal dengan peristiwa Black Armada*, yang mana terjadi pemogokan total terhadap kapal-kapal Belanda di pelabuhan Australia. Aksi pemogokan total ini diputuskan oleh pihak Dewan Federal (Hermawan, 2018).
* Black Armada adalah peristiwa aksi pemboikotan kapal-kapal Belanda di Australia oleh para pekerja pelabuhan Australia yang memberi dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia. Aksi ini berawal dari sejumlah pekerja pelabuhan asal Indonesia di Sidney yang mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari warta berita siaran radio gelombang pendek. Seorang pekerja kapal Belanda bernama Tukliwon menyampaikan berita tersebut pada rekan-rekannya. Beberapa hari kemudian Tukliwon dan sejumlah rekannya yang bekerja di kapal feri Belanda menolak perintah untuk berlayar. Aksi ini memicu dukungan dari serikat pekerja pelabuhan Australia yang langsung memerintahkan anggotanya untuk memboikot seluruh kapal Belanda yang membawa amunisi dn material lain yang digunakan untuk menyerang Pemerintah Indonesia. Pada 24 September terjadilah aksi boikot secara besar-besaran terhadap kapal-kapal milik Belanda di Pelabuhan Brisbane dan Sidney yang kemudian menyebar ke Melbourne dan Fremantle. Aksi mencapai puncaknya dengan terjadinya demonstrasi di kantor Kedutaan Besar Belanda pada 28 September 1945 yang mendesak Belanda untuk segera meninggalkan Indonesia.
SUMBER:
1. Hermawan,dkk.2018.Sejarah Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Kelas XII.Jakarta: Yudhistira
2. Wikipedia Ensiklopedia Bebas