Masih seputar virus corona yang meminta tumbal setiap harinya. Kelihatannya Pemerintah kualahan mengahadapi mahluk super mikro ini. Himbauan untuk di rumah saja pun sepertinya tak bisa membantu memutus mata rantai penyebarannya. Karena tidak semua orang patuh terhadap perintah itu.
Masih banyak dari warga yang beraktifitas seperti biasa. Pergi ke pasar, sawah, menjemur padi, berdagang, dan lainnya. Terlihat biasa saja meskipun pandemi covid-19 semakin menyeramkan.
Contohnya warung Mba Tompo di Desa Cenang ,Songgom, Brebes setiap harinya selalu ramai. Mba Tompo menjual makanan terlaris sepanjang zaman yaitu gorengan. Ada berbagai macam jenis gorengannya yaitu bakwan, tempe, kempong, gembus, pisang, ketela, singkong, dan tahu isi.
Virus corona sepertinya kalah melawan virus gorengan. Silih berganti orang membeli gorengan untuk lauk, teman ngeteh/ngopi, hidangan buat tamu, atau dibawa ke sawah. Gorengan tak pernah ketinggalan tersaji di meja makan.
Rasanya yang gurih enak disantap saat hangat membuat gorengan menjadi idola. Harganya pun terjangkau. Cukup 500 sudah dapat menikmati satu panganan ini.Â
Mb Tompo sudah lama berjualan gorengan. Ketika ditanya mulai kapan katanya lupa. Wanita mungil hitam manis ini mengaku jualannya tak terpangaruh oleh kasus corona. Sepuluh kilo tepung setiap harinya ludes untuk membuat adonan.
"Lik Tompo ndak tutup warung?"
"Ya ndak lah. Yang beli orang-orang itu yang sudah langganan. Kalau tutup, mau apa di rumah"
Selain gorengan, Mba Tompo juga menjual rujak glabed. Daganganya ludes laris manis. Warungnya buka mulai pukul 8 pagi sampai 4 sore.
Guna terhindar dari virus ini, Mba Tompo tetap memakai masker dan sering cuci tangan.Â
KBC-40Â