Mohon tunggu...
R. Janah Bunda Savita
R. Janah Bunda Savita Mohon Tunggu... Guru - Kompasianer Brebes Community Jawa Tengah

Menulislah Pasti Bertambah Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Antara Aku, Emakku, dan Ibu Mertuaku

21 Februari 2019   13:45 Diperbarui: 21 Februari 2019   13:54 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Salam hangat sahabat kompasiana

Artikel ini ditulis bukan karena ingin membeberkan keburukan seseorang terutama keluarga sendiri. Namun, tulisan ini hanya sebatas berbagi pengalaman. Penulis yakin, para pembaca kompasianapun khususnya kaum ibu-ibu muda mengalaminya.

Penulis baru saja mendapatkan anugerah seorang anak perempuan cantik. Sebagai ibu baru, pastinya penulis masih kaku dalam mengurus bayi. Mulai dari memandikan,mengganti pokok, dan lainya. Karena itulah penulis sangat terbantu dengan pertolongan emak. Namun tidak bisa dipungkiri sebagai ibu muda jaman now, penulis mempunyai gaya pengasuhan tersendiri yang terkadang berbenturan dengan pola asuh emak-emak jaman old.

Misalnya dalam hal-hal berikut:

1. Membedong Bayi

Membedong bayi adalah membungkus dan mengikat bayi menggunakan kain. Sering kali penulis berdebat dengan emak, pernah juga dengan ibu mertua. Menurut emak ikatanya tidak terlalu kencang. Dengan keadaan ini bayi akan tidur nyeyak, tapi menurut penulis itu terlalu kencang. Apalagi kalau sudah melihat si bayik klojot-klojotan kakinya(bergerak-gerak), penulis biasanya melepas. Hal ini terkadang membuat emak manyun karena bayi akan terbangun. Belum lagi  ibu mertuaku, katanya tak perlu dibedong. Kalau maunya penulis, bayi tetap dibedong tapi jangan terlalu kencang dan jangan terlalu lama.

2. Menyusui anak

Menurut penulis meskipun bayi tidur harus dibangunkan untuk diberi susu, tapi emak bilang jangan dibangunkan biarkan bayi bangun sendiri. 

3. Menggendong Bayi

Penulis membiasakan bayi diletakkan dikasur saja, tidak sering digendong supaya jangan jadi kebiasaan. Tapi, ibu mertuaku sering gendong. Yah penulis tahu namanya juga cucu pertama, jadi pinginnya gendong terus. Alhasil, bayiku "kuneng"(pangku meneng=kalau gendong diam, kalau diletakkan nangis)

4. Memberikan Sesuatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun