Mohon tunggu...
Aang Salman Alfarisi
Aang Salman Alfarisi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Mahasiswa Tingkat Dewa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengagum

22 Februari 2014   02:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ilustrasi: http://www.studentmagz.net/

Padat sesak melindap diantara para penyeka asap

Merogoh jengkal-jengkal naluri yang tersungkal di bebatangan, bebatuan, bahkan di perapian

Bertalang lampion ungu aku hadir tepat di batang hidungmu, menyeka rindu

Mengusap asap yang keluar dari rongga senja yang berwujud nafsu

Apa kau tahu dimana ada kamu, malam menjadi tak memanusia?

Cidera, membiru bahkan kadang membabi buta

melayangkan mata-mata yang terus menginjak garis perawan yang menitikkan darah pertama

***

Tepat di atas pemakaman para penyair jalanan

dibungkus beragam pelana yang kadang menghadirkan ketakhardikan

aku bersama bayanganmu mencumbu ari-ari senja

Teman yang selalu kau hadirkan untuk calon anak-anak kita

Apa kau bangga pernah menjadi bagian pemeran utamanya

Sesaat tertawa, gila, sampai kau pandai mendadah lidah

***

Aku berbisik pada telinga tetangga

mendesis

berdecap

mengedip

lantas menelunjuk

Apa benar dia itu ibu

dari anak-anakku?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun