Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjadi Seorang Azhari (Part 3)

5 Agustus 2020   17:17 Diperbarui: 5 Agustus 2020   17:28 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : literasinusantara.com

Tiga bulan sudah hasil seleksi diumumkan ,Irfan terlihat gembira karena tanggal keberangkatan sudah keluar . Kini Irfan dan teman-temannya siap-siap briefing keberangkan di At-Tadris . Mereka juga menyempatkan diri mereka untuk silaturahmi ke rumah dewan guru .Nasehat dan doa dari para guru mereka pinta sebelum berangkat .

Keberangkatan tinggal dua hari lagi . Irfan segera pulang dari At-tadris untuk bersiap-siap dirumah . Seperti biasa , ia naik kereta menuju rumahnya . Stasiun nampak ramai dan berdesakan , Irfan tak menyadari ada kejanggalan di keramaian tersebut . Yang ada dipikirannya hanyalah pulang kerumah secepatnya dan bersiap-siap .

Turun dari kereta , irfan merogoh kantong celananya juga baju yang ia kenakan . "Duh Gawat" ujarnya .  Irfan baru tersadar bahwa Hp-nya telah raib dari kantong . Ia bingung karena segala informasi ada di Hp-nya yang lama . Hatinya hancur dan badannya seketika lemas tak berdaya .Mau tak mau dia mengabari orangtuanya.

"kok bisa hilang nak , ????!!! " tanya ibunya yang sedang menyapu rumah.

"Maaf mah , tadi Irfan terlalu buru-buru" Jawabnya malu.

 Beruntung orangtua Irfan paham dengan keadaan anaknya . Esoknya tanpa sepetahuan Irfan , ibu langsung mencari pinjaman untuk membeli Hp barunya. Tapi tak diduga , ada saja orang dermawan yang mau memberikan rejekinya untuk membeli Hp . Ibu sangat bersyukur hari itu.

Akhirnya hari keberangkatan datang juga , selepas sholat shubuh Irfan beserta keluarga pergi kepondok untuk menghadiri acara pelepasan oleh Pak Kyai . Sambutan dan ucapan selamat menyertai pelepasan mereka . Juga salam perpisahan dari para sahabat dan handai taulan.

"Semangat akhi Irfan " seruan dari santri putri maupun putra tatkala ia lewat . Irfan membalasnya dengan senyum takzim dan hormat.

Di titik keberangkatan yakni di Bandara , segala doa bercampur harapan juga keharuan tumpah disana . Terlebih Irfan , ia menangis terisak-isak memeluk kedua orantuanya .

"Jaga kesehatannya ya Fan " Ucap Ibu dan Bapak dengan mata sembab  , nampak tanda-tanda kerutan diwajah mereka menandakan usia yang makin menua.

"Iya , tolong doakan anakmu ini selalu ya pak , ya mak , semoga mamah bapak selalu diberkahi  Allah dan diberi umur panjang " Sahut Irfan sesekali sesenggukan menangis .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun