Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Pengabdian

25 Juli 2020   21:59 Diperbarui: 25 Juli 2020   21:58 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ( doc pribadi )

 Cahaya senja  kuning kemerah-merahan masuk menelisik dari jendela kantor Madrasah Aliyah tempatku berkhidmat. Besok sudah memasuki bulan Mei dan Ujian semester genap akan segera datang. Dan tentu mesti ada persiapan yang matang untuk menyambutnya. Entah dari santri maupun para asatidz.

Disamping itu bulan mei juga merupakan  waktu pendaftaran masuk perguruan tinggi sedang gencar-gencarnya  dibuka .Terbukti dari beberapa teman sepengabdian yang sering keluar pondok untuk mengurusi nasib mereka.

 Tapi tidak denganku, kebetulan aku ditunjuk menjadi sekretaris panitia ujian semester genap oleh direktur pondok. Jujur saja ,sebenarnya aku kurang pantas untuk memegang amanah ini sedangkan masih banyak guru yang lebih senior dan lebih pengalaman dariku.Karena bagaimanapun aku hanyalah guru pengabdian yang belum ada setahun mengajar di pondokku ini.

"Hisyam, sekarang sudah bulan mei tapi kok gak ada gebrakan buat ujian sih!" sergah salah satu guru senior yang menaungi bidang kurikulum yakni Ustad Didin .Dengan tatapan sinisnya ia bertanya padaku.

"Nganu Ustad .... belum ada perintah dari ketua" Jawabku dengan penuh gerogi.

Sebenarnya ada kejanggalan dari pihak panitia .Ketua panitia ujian  yaitu Ustad Hamdan Zurqoni seakan-akan menyepelekan dan mengentengkan tanggung jawab dari Kyai .Biasanya di pondokku dari tahun sebelum-sebelumnya ,sebulan menjelang ujian pastinya diadakan persiapan seperti pendataan murid dan inventaris pondok tapi sekarang belum ada tanda-tandanya.

 Hingga suatu hari aku dipanggil oleh Ustad Hamdan Zurqoni di kediamannya di desa sebelah. Ditemani Hifdzi rekan sepengabdian kami kesana dengan Beat hitam

"Saya itu ketua ,cuman nyuruh-nyuruh, yang kerja itu kalian" Ucap beliau padaku.

Dan sudah kuduga sebelumya, Beliau akan melimpahkan wewenang panitia ujian padaku dengan dalih dia hanya mengawasi dan punya urusan dengan sekolah dasar yang diaturnya. Sontak aku kaget dan bingung , mengingat aku hanyalah seorang guru pengabdian yang baru lulus sekolah.

Sejak saat itu aku merasa sekretaris yang merangkap jabatan ketua panitia. Dari pendataan santri , pendataan pelajaran, pendataan ruang ujian , hingga inventarisasi kami lakukan . Untung disamping ada rekan-rekan yang rela membantu disaat genting dan sulit . Mereka adalah Hifdzi ,Mul, serta Supandi yang sama-sama pengabdian sepertiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun