Mohon tunggu...
Bias Kaca
Bias Kaca Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Indera; Part 1

29 November 2015   20:16 Diperbarui: 29 November 2015   20:23 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadang-kadang, kita tidak peka dengan lingkungan sekitar. Seakan buta dan tuli dengan apa-apa saja yang ada disekitar kita. Tidak peka dengan apa yang terjadi dan baru sadar ketika ada suatu masalah yang benar-benar muncul dan harus dihadapi serta dirasakan. Padahal banyak jeritan-jeritan diluar sana.

“Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur” (QS. Al-Mu’minun : 78) 

***

Apa yang muncul pertama kali dipikiran kita ketika mendengar ‘Panca Indera’? Yup, mayoritas akan menjawab lima indera. Kelima indera itu adalah telinga, mata, lidah, hidung dan kulit. Manusia berinteraksi atau membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan sekitar agar dapat menjalani hidup dengan baik.

Kali ini saya akan membahas pendengaran (telinga) dan Penglihatan (mata)..  

Telinga adalah indra yang digunakan untuk mendengar suara-suara yang ada disekitar kita. Kita bisa dengan mudah mengetahui ataupun mengidentifikasi apa yang terjadi disekitar kita meskipun kita tidak melihatnya.

 Sesekali, kita cenderung selalu memikirkan apa yang orang lain katakan. Seperti, kamu gendut! Kamu jelek! Kamu bodoh!. Dan kata-kata negatif lainnya yang justru malah menjatuhkan dan membuat sedih, padahal kan kita punya hak untuk bahagia. Sebenarnya cantik itu yang penting dari hati (inner beauty), bukan lahiriah (fisik).

Jadi, janganlah bersedih jika ada yang menganiaya, menghina, ataupun mendzolimi secara verbal. Dengan tidak membenci mereka pun, sudah ada kunci yang kita punya, yaitu kunci kebahagiaan.

Jadikan saja kata-kata negatif sebagai motivasi untuk menjadi semakin baik untuk kedepannya.

Umumnya, kita senang dengan pujian dan merasa tersanjung meski pujian itu palsu. Sebaliknya, kita enggan terhadap kritikan dan celaan meski kritik itu benar adanya. Jadi, jangan marah jika mendapat kritik yang membangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun