Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Model Urban Agriculture Vertikal Berbasis Komunitas untuk Ketahanan Pangan Perkotaan

13 Juni 2025   08:19 Diperbarui: 16 Juni 2025   16:53 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berkebun di lahan terbatas dengan sistem vertikultur. (SHUTTERSTOCK/PASCALIS PW)

Ketahanan pangan di wilayah perkotaan semakin menjadi isu strategis seiring dengan meningkatnya urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan terbatasnya lahan hijau.

Pertumbuhan penduduk yang pesat di wilayah perkotaan membawa konsekuensi terhadap meningkatnya kebutuhan pangan, di tengah keterbatasan lahan produktif dan degradasi lingkungan. 

Urban agriculture vertikal berbasis komunitas muncul sebagai solusi inovatif dalam membangun sistem pangan yang berkelanjutan. 

Praktik menanam tanaman secara bertingkat di ruang-ruang terbatas. (Sumber foto: Agrotonomy/Pinterest)
Praktik menanam tanaman secara bertingkat di ruang-ruang terbatas. (Sumber foto: Agrotonomy/Pinterest)

Model ini mengintegrasikan pendekatan teknologi pertanian modern dengan partisipasi aktif masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan, memperkuat solidaritas sosial, serta mengurangi dampak lingkungan akibat urbanisasi. 

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara konseptual dan aplikatif bagaimana model urban agriculture vertikal dapat menjadi strategi efektif dalam pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan.

Di tengah keterbatasan lahan produktif, digunakan teknologi yang sederhana. (Sumber foto: Karina Karu/Pinterest)
Di tengah keterbatasan lahan produktif, digunakan teknologi yang sederhana. (Sumber foto: Karina Karu/Pinterest)

Urbanisasi yang terus berkembang telah memicu berbagai permasalahan perkotaan, seperti keterbatasan ruang terbuka hijau, ketergantungan terhadap pasokan pangan luar kota, serta meningkatnya jejak karbon akibat distribusi pangan jarak jauh. 

Ketahanan pangan menjadi isu krusial karena tingginya permintaan terhadap pangan segar, sehat, dan mudah diakses oleh masyarakat urban.

Konsep urban agriculture atau pertanian kota telah menjadi perhatian global sebagai salah satu solusi inovatif dalam menyediakan sumber pangan lokal yang ramah lingkungan. 

Memanfaatkan lahan sempit sebagai sumber pangan lokal yang ramah lingkungan.  (Sumber foto: Lori Schieffer/Pinterest)
Memanfaatkan lahan sempit sebagai sumber pangan lokal yang ramah lingkungan.  (Sumber foto: Lori Schieffer/Pinterest)

Dalam konteks ini, urban agriculture vertikal atau pertanian vertikal menjadi relevan karena mampu memaksimalkan ruang vertikal di tengah keterbatasan lahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun