Kimpul, alternatif pengganti nasi sebagai pilihan yang baik untuk penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga pola makan sehat.
Indonesia sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam sejatinya memiliki potensi besar dalam membangun sistem pangan yang mandiri dan berkelanjutan.Â
Namun kenyataannya, sebagian besar masyarakat masih sangat bergantung pada beras sebagai sumber karbohidrat utama.Â
Ketergantungan ini membuat sistem pangan nasional menjadi rentan, terutama ketika produksi beras terganggu akibat cuaca ekstrem, krisis air, maupun gangguan distribusi.Â
Dalam konteks inilah, penting bagi kita untuk mulai memikirkan diversifikasi pangan---yakni mengembangkan dan mengonsumsi berbagai jenis sumber karbohidrat lokal sebagai alternatif beras.Â
Salah satu sumber pangan lokal yang mulai mendapatkan perhatian adalah "kimpul" (Xanthosoma sagittifolium), sejenis umbi-umbian yang memiliki potensi besar sebagai solusi ketahanan pangan berkelanjutan.
Kimpul dikenal oleh masyarakat pedesaan sebagai tanaman yang mudah tumbuh, bahkan di lahan marginal yang tidak cocok untuk padi.Â
Tumbuhan ini tidak memerlukan perawatan intensif, tahan terhadap hama dan penyakit, serta dapat dipanen dalam waktu 7-10 bulan.Â
Umbinya berwarna putih keabu-abuan dengan tekstur yang lembut setelah dimasak.Â
Dari segi rasa, kimpul memiliki cita rasa netral yang memudahkan pengolahannya menjadi berbagai jenis makanan, mulai dari makanan tradisional seperti kimpul kukus dan keripik, hingga diolah menjadi tepung yang bisa digunakan untuk pembuatan roti dan mie sehat.
Yang membuat kimpul menonjol adalah kandungan nutrisinya.Â
Kimpul mengandung karbohidrat kompleks, serat pangan, vitamin C, kalium, serta antioksidan alami.Â