Untuk mencegah tekanan berlebihan dan memastikan fermentasi berjalan lancar, perlu dilakukan pembuangan gas secara berkala.
Dengan melakukan pembuangan gas secara berkala, proses fermentasi pupuk organik cair akan berjalan lebih efisien dan menghasilkan pupuk yang berkualitas.
Fermentasi pupuk organik cair (POC) adalah proses penting dalam pembuatan pupuk alami yang efektif dan ramah lingkungan. Namun, banyak yang tidak menyadari betapa vitalnya tahap pembuangan gas yang dihasilkan selama proses tersebut.Â
Pupuk organik cair umumnya dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasi oleh mikroorganisme tertentu, yang berfungsi untuk mengurai bahan organik menjadi senyawa yang lebih mudah diserap oleh tanaman.Â
Proses fermentasi ini tidak hanya menghasilkan pupuk yang berguna, tetapi juga menghasilkan gas, terutama metana, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik dari sisi lingkungan maupun keselamatan.
Proses Fermentasi dan Gas yang Dihasilkan
Selama fermentasi, mikroorganisme seperti bakteri dan fungi memecah bahan organik, seperti kotoran hewan, sisa tanaman, dan limbah organik lainnya.Â
Proses ini menghasilkan gas sebagai produk sampingan, dengan metana (CH) menjadi salah satu gas yang paling banyak terbentuk.Â
Metana sendiri adalah gas rumah kaca yang sangat kuat, yang jika terlepas ke atmosfer tanpa pengendalian yang tepat, dapat memperburuk perubahan iklim.Â
Selain metana, ada pula gas lain yang mungkin terbentuk selama fermentasi, seperti amonia dan karbon dioksida (CO).