Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

Master of Human Resource Management "Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berjualan di Pasar Tak Seindah Pikiran Kita, Penuh Drama!

6 April 2025   00:00 Diperbarui: 5 April 2025   23:09 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjualan di pasar mengajarkan saya banyak hal kesabaran, strategi dagang, dan menghadapi berbagai macam karakter orang. (sumber foto: Jandris_Sky)

"Drama pasar pasca Lebaran, jualan buah bukan cuma soal untung, tapi juga uji mental!"

Pasca Lebaran, pasar selalu berubah menjadi ramai. Pedagang yang biasanya hanya berjualan setengah hari kini harus siap sejak subuh hingga larut malam. 

Saya salah satunya. Tahun ini, saya memutuskan untuk berjualan buah-buahan di pasar tradisional, berharap bisa meraup keuntungan besar dari lonjakan pembeli. 

Saya menjual berbagai macam buah seperti jeruk, mangga, semangka, rambutan, pepaya, dan kelengkeng. 

Menjual berbagai macam buah seperti jeruk, mangga, semangka, rambutan, pepaya, dan kelengkeng. (sumber foto: Jandris_Sky)
Menjual berbagai macam buah seperti jeruk, mangga, semangka, rambutan, pepaya, dan kelengkeng. (sumber foto: Jandris_Sky)

Awalnya, saya berpikir semuanya akan berjalan lancar, tapi ternyata, berjualan di pasar tak seindah yang saya bayangkan.

Pagi yang Melelahkan

Hari dimulai sebelum matahari terbit. Saya harus berangkat ke pasar induk untuk mengambil stok buah. 

Mengangkut buah-buahan dalam jumlah besar bukanlah pekerjaan mudah. 

Jeruk dan mangga masih bisa diangkat dengan satu tangan, tapi semangka? 

Beratnya luar biasa! Belum lagi rambutan yang harus ditata rapi agar tidak rontok, serta kelengkeng yang harus tetap segar.

Setelah barang siap, saya bergegas menuju lapak di pasar tradisional. 

Begitu tiba, saya harus berjuang mencari tempat terbaik untuk berjualan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun