Surat Cinta Ramadan:Â
Sebuah Refleksi Diri untuk Bersih Hati, Bersih Diri, dan Bersih Bumiku
Kepada Ramadan yang suci,
Engkau datang membawa pesan kebersihan dalam segala aspek kehidupan.Â
Engkau mengajarkan kami untuk membersihkan hati dari iri dan dengki, membersihkan diri dari dosa dan kebiasaan buruk, serta membersihkan bumi dari kotoran dan kerusakan yang kami tinggalkan.
Dalam setiap helaan napas sahur dan ketenangan berbuka, aku merenungkan makna kebersihan hati.Â
Ramadan, engkau mengajarkanku bahwa hati yang bersih adalah hati yang dipenuhi keikhlasan, tanpa dendam dan penuh kasih sayang.Â
Aku belajar untuk memaafkan, bukan karena kelemahan, tetapi karena kekuatan yang lebih besar untuk mencintai sesama.
Engkau juga mengingatkanku untuk menjaga kebersihan diri, bukan hanya dengan wudhu dan mandi suci, tetapi juga dengan perilaku yang lebih baik.Â
Aku berusaha mengendalikan amarah, menjauhkan diri dari kata-kata menyakitkan, dan lebih banyak berbuat baik.Â
Kesucian diri bukan hanya tampak dari luar, tetapi juga terpancar dari perbuatan dan niat yang lurus.
Namun, Ramadan, ada satu hal yang sering kami lupakan bumi yang kami pijak ini juga butuh kebersihan.Â
Engkau mengajarkanku bahwa bumi adalah amanah, tetapi sering kali kami mengotorinya dengan sampah, polusi, dan keserakahan.Â
Aku belajar untuk lebih mencintai lingkunganku, mengurangi sampah plastik, menanam pohon, dan menjaga keseimbangan alam.Â
Sebab, bumi yang lestari adalah warisan bagi generasi mendatang.