Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

Mengolah Limbah Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merayakan Dengan Hati, Bukan Sekadar Tradisi

23 Maret 2025   12:00 Diperbarui: 23 Maret 2025   16:34 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer oleh Arienda Anggraini, M.Psi, Psikolog. (sumber foto: Jandris_Sky)

Bulan Ramadan selalu menjadi momen istimewa untuk mempererat silaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan tentu saja, menikmati kebersamaan dalam suasana yang penuh makna. 

Tahun ini, Kompasianer kembali menggelar acara buka puasa bersama dengan tema "Ketemu di Ramadan: Merayakan dengan Hati, Bukan Sekadar Tradisi"

Acara ini bukan hanya sekadar ajang berbuka puasa, tetapi juga kesempatan untuk bertemu, berbincang, dan berbagi cerita dengan sesama Kompasianer dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan. 

Ada banyak agenda menarik yang bisa dinikmati, mulai dari sesi berbagi inspirasi, obrolan santai, hingga momen spesial menunggu bedug bersama.

Acara nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer oleh Arienda Anggraini, M.Psi, Psikolog. (sumber foto: Jandris_Sky)
Acara nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer oleh Arienda Anggraini, M.Psi, Psikolog. (sumber foto: Jandris_Sky)

Dalam setiap budaya, perayaan memiliki makna lebih dari sekadar ritual tahunan. 

Lebaran , Natal, Tahun Baru, hingga acara keluarga seperti pernikahan dan syukuran, sering kali menjadi momen berkumpulnya keluarga besar. 

Namun, di balik kemeriahan tersebut, sering muncul gesekan yang berakar dari perbedaan pendapat, ekspektasi sosial, atau luka lama yang belum tersembuhkan. 

Tidak jarang, perayaan yang seharusnya menjadi ajang berbagi kebahagiaan justru diwarnai ketegangan atau drama keluarga.

Mengapa ini terjadi? 

Sering kali, karena kita terlalu fokus pada aspek tradisi dan ekspektasi sosial, sehingga lupa bahwa inti dari perayaan adalah merayakan dengan hati. 

Seharusnya, perayaan menjadi momentum untuk mempererat hubungan, bukan ajang menuntut kesempurnaan dari orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun