Pemanfaatan limbah sisa makan bergizi gratis (MBG) kulit jeruk, solusi ramah lingkungan untuk mengurangi limbah makanan.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah merupakan langkah positif dalam meningkatkan gizi dan kesehatan siswa di Indonesia.Â
Namun, di balik manfaat besar ini, terdapat tantangan lingkungan yang perlu diperhatikan, yakni peningkatan jumlah limbah sisa makanan.Â
Dengan target sekitar 17 juta siswa yang menerima manfaat MBG, potensi timbulan sampah organik, termasuk kulit jeruk dan limbah lainnya, diprediksi meningkat secara signifikan.
Limbah sisa makanan organik selama ini sering kali berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), di mana limbah tersebut mengalami pembusukan dan menghasilkan gas metana, salah satu penyumbang utama pemanasan global.Â
Tanpa adanya pengelolaan yang baik, limbah organik ini justru menjadi sumber pencemaran lingkungan.Â
Oleh karena itu, inovasi dalam pengelolaan sampah organik menjadi kebutuhan mendesak untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan.
Salah satu potensi limbah yang dapat dimanfaatkan dari program MBG adalah kulit jeruk.Â
Kulit jeruk sering kali dianggap sebagai limbah yang tidak berguna, padahal mengandung berbagai senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.Â
Pemanfaatan kulit jeruk sebagai bahan dasar Pupuk Organik Cair (POC) merupakan solusi inovatif untuk mengurangi dampak negatif limbah organik sekaligus meningkatkan kesuburan tanah secara alami.
Potensi Kulit Jeruk sebagai Pupuk Organik Cair (POC)
Kulit jeruk mengandung nutrisi penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta senyawa flavonoid dan minyak atsiri yang memiliki sifat antibakteri dan antijamur.Â