Salah satu solusi inovatif yang mulai banyak dikembangkan adalah 8 bakteri pengurai sebagai aktivator biodegradasi sampah kota.
Permasalahan sampah kota merupakan tantangan besar di berbagai negara, termasuk Indonesia.Â
Setiap hari, ribuan ton sampah dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, industri, dan komersial.Â
Sayangnya, sebagian besar sampah tersebut masih berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa pengelolaan yang optimal, menyebabkan pencemaran lingkungan dan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.
Salah satu solusi inovatif yang mulai banyak dikembangkan adalah penggunaan bakteri pengurai sebagai aktivator biodegradasi sampah kota.Â
Mikroorganisme ini memiliki kemampuan untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik sehingga dapat mengurangi timbunan sampah dan dampak negatifnya terhadap lingkungan.Â
Dengan penerapan teknologi berbasis bakteri pengurai, pengelolaan sampah dapat menjadi lebih efektif dan ramah lingkungan.
Mekanisme Kerja Bakteri Pengurai
Bakteri pengurai merupakan kelompok mikroorganisme yang memiliki enzim khusus untuk memecah bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana.Â
Proses ini dikenal sebagai biodegradasi, yaitu proses alami yang terjadi ketika mikroba menguraikan bahan organik menjadi unsur-unsur yang dapat diserap kembali oleh lingkungan.
Beberapa jenis bakteri pengurai yang umum digunakan dalam pengelolaan sampah kota antara lain:
1. Bacillus sp.Â
Menghasilkan enzim protease, amilase, dan lipase yang berperan dalam penguraian protein, karbohidrat, dan lemak dalam sampah organik.