Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Plastik Biodegradable: Solusi Lingkungan atau Tantangan Baru?

14 Oktober 2024   20:00 Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:15 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Plastik biodegradable berbahan dasar tepung, seperti tepung singkong, kentang, dan beras. (sumber: Agro Food & Plantation Business/x.com)

"Apakah plastik Biodegradable benar-benar solusi untuk masalah sampah global?"

Plastik yang dapat terurai secara hayati, atau biodegradable, sering kali dianggap sebagai solusi lebih baik bagi lingkungan dibandingkan plastik konvensional. 

Ketika kita dihadapkan pada pilihan antara plastik yang dapat terurai secara hayati dan plastik biasa, plastik yang biodegradable tampaknya lebih ramah lingkungan. 

Indonesia menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah, dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa sepanjang tahun 2023, negara ini menghasilkan 69,7 juta ton sampah. 

Pengumpulan limbah botol plastik untuk pemanfaatan daur ulang. (dok: pribadi)
Pengumpulan limbah botol plastik untuk pemanfaatan daur ulang. (dok: pribadi)

Ini berarti setiap orang di Indonesia menyumbang sekitar 0,7 kg sampah per hari. Sampah plastik menjadi salah satu tantangan terbesar, terutama dengan ancaman polusi terhadap ekosistem akuatik.

Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2040 jika tidak ada upaya signifikan untuk mengurangi polusi plastik. 

Limbah plastik memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai, tergantung pada jenis plastik dan kondisi lingkungan. (dok: pribadi)
Limbah plastik memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai, tergantung pada jenis plastik dan kondisi lingkungan. (dok: pribadi)

Pada 2016, polusi plastik mencapai sekitar 9-14 juta ton, dan jika tidak ada perubahan, jumlah ini bisa meningkat menjadi 23-27 juta ton pada 2040. 

Angka-angka ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk tindakan global dalam mengurangi sampah, terutama sampah plastik, agar lingkungan dan ekosistem perairan dapat dilindungi dari kerusakan lebih lanjut.

Limbah plastik memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai, tergantung pada jenis plastik dan kondisi lingkungan. 

Secara umum, plastik konvensional yang terbuat dari minyak bumi dapat memerlukan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai sepenuhnya di alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun