Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda

28 Oktober 2011   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadi pagi sewaktu bercermin, sempatkah anda mencermati wajah anda secara seksama? Adakah kerutan-kerutan yang mulai tampak menghiasai wajah? Atau adakah gelambir-gelambir daging yang mulai menggelembung di sekitar wajah? Pertanyaan berikutnya adalah berapa usia anda hari ini? Masih remaja, masih muda, mulai dewasa atau justru sudah mulai menua?

Kalau saja wajah kita masih tampak muda tetapi usia kita sudah bukan dewasa lagi apalagi remaja, terlebih-lebih jika secara tampak muka maupun usia kita sudah tua, apakah pekerjaan yang kita tangani saat ini masih pantas kita kerjakan pada usia seperti ini? Tidakkah sebaiknya orang yang lebih muda yang seharusnya mengerjakan. Lalu mengapa tidak kita serahkan kepada para pemuda?

Pemuda, menurut Kamus Umum Bahasa Indoesia (KUBI) adalah orang muda, remaja atau teruna. Sedangkan remaja didefinisikan sebagai seseorang yang mulai dewasa atau sudah sampai pada usia untuk menikah.

Memperhatikan definisi kamus seperti tersebut di atas, maka kalau kita merasa sudah tidak muda lagi, seyogyanya sudah tidak lagi menguasai segala hal yang seharusnya dikuasai oleh para pemuda. Kalau seharusnya para staf yang harus mengerjakan mengapa kita sebagai atasan mesti harus mengerjakannya sendiri. Mengapa kita tidak bisa mempercayai anak muda yang menyelesaikan setiap pekerjaan yang memang seharusnya dikerjakan oleh mereka.

Kalaulah para pemuda belum bisa mengerjakan setiap pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya, apakah kita sebagai atasan sudah mengajarinya dengan penuh cinta. Kalaulah tidak ada anak muda yang mau mengerjakan tugas itu, apakah kita sebgai seniorsudah pernah memberi kesempatan kepada mereka untuk mengerjakannya dengan tanpa menuntut hasil sempurna di awalnya. Kalaulah tidak ada anak muda yang sepandai kita, sduah pernahkah kita menduplikasikan keahlian dan kepintaran kita itu kepada para pemuda agar mereka bisa menjadi seperti kita. Ataukah justru kita ingin menjadi superman tanpa ingin tersaingi oleh siapapun.

Hari ini, 28 Oktober 2011, hari sumpah pemuda, harinya para pemuda. Dan kita para orang tua yang masih mengaku muda, marilah sejenak kita minggir. Berilah kesempatan para pemuda menunjukkan kemampuannya. Percayalah mereka akan dapat berbuat sebaik kita dan bahkan mungkin melebihi kita. Dan jangan pernah kuatir bahwa mereka akan menyaingi dan mengancam posisi kita. Karena sesungguhnya pemimpin yang berhasil adalah para pemimpin yang dapat menciptakan pemimpin baru, bukan menciptakan sebanyak mungkin anak buah pasukan yang bisa jadi hanya loyal di ujung tongkat komando.

Selamat pagi, selamat beraktivitas dan selamat beristirahat dengan memberi kesempatan para pemuda berkreasi.

[silo, hari soempah pemoeda 28/10/2011]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun