Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Drakor Vs Dravid

11 Juni 2020   09:47 Diperbarui: 11 Juni 2020   09:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi Covid-19 ternyata punya sisi baik juga, meskipun pasti  banyak sisi buruknya. Meningkatnya jumlah orang yang positif Covid-19 setelah PSBB dikendorkan alias direlaksasikan adalah salah satu sisi buruknya. Sedang sisi baiknya antara lain, kita bisa melihat bagaimana orang-orang hebat dalam menjalankan tugasnya. Kita bisa melihat apakah mereka itu manager, leader ataukah blunder.

Rasanya saya tidak perlu menuliskan panjang lebar apa itu perbedaan antara manager dan leader, terlebih blunder. Karena anda pasti sudah tahu semuanya dan boleh jadi lebih paham dari saya. Kalaupun tidak tahu secara teoritik, tentu anda pasti sudah memahami dalam tatanan implementasi. Dan itu justru yang paling penting.

Pandemi Corona jadi seperti memunculkan panggung pertunjukan baru. Ada Kepala Daerah yang dengan sigapnya mengambil langkah antisipatif pencegahan agar wabah tidak menjangkiti rakyat di wilayahnya. Tetapi ternyata kemudian hari ditegur dan tidak boleh melakukan itu. Karena itu dipandang melampaui batas wewenangnya. Padahal dia tahu persis apa yang terjadi dan akan terjadi di daerahnya jika dia tidak maupun melakukan sesuatu.

Ada juga Kepala Daerah yang dengan sigap  me-lock down wilayahnya untuk memutus rantai penyebaran virus. Setelah beberapa hari berjalan, akhirnya juga harus dibatalkan karena dianggap kebijakan yang ditempuhnya tidak sesuai dengan kebijakan yang lebih tinggi.

Meskipun akhirnya kita semua tahu bahwa upaya yang telah mereka lakukan, yang dibatalkan itu, akhirnya toh dipakai juga.

Ada yang sibuk blusukan dengan bersepeda mengontrol ini dan itu, menyuruh ini dan melarang itu agar wabah tidak berkembang biak. Bahkan sampai perlu menerangkan cara membuat masker. Dan jangan lupa, semua kegiatan itu  tentu di-shooting. Dikemas dalam bentuk video. Agar mudah disebarluaskan. Agar mudah divirakan.

Ada juga yang model marah-marah bahkan sampai nangis-nangis di depan umum tidak terima karena dianggap tidak bisa bekerja.

Ada juga yang wara-wiri di televise dan media massa. Ngasih tahu ini dan ngasih tahu itu panjang lebar agar masyarakat tahu serta paham. Meskipun masyarakat senyum-senyum karena sudah tahu lebih dulu.

Di sisi panggung yang lain, ada juga orang-orang yang suka meramal, meskipun menggunakan metodologi ilmiah, tetapi sejatinya juga meramal sesuatu yang belum terjadi. Dari ramalannya itu menyebutkan kalau Si A cocok menjadi Capres 2024 karena kiprahnya dalam menangani pandemi. Sehingga sampai perlu menegaskan kepada calon lain agar berhati-hati jika berminat melawannya.

Pandemi Covid ini tiba-tiba menjadi sebuah drama.
Entah menjadi Drakor alias Drama Korea atau Dravid alias Drama Covid.

[Bandung, 11 Juni 2020]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun