Mohon tunggu...
Jaminuddin Djalal
Jaminuddin Djalal Mohon Tunggu... Penulis - Teknologi Informasi Komputer

Man Of Singkel www.singkilisme.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemuka Berduka

29 Januari 2019   00:14 Diperbarui: 5 November 2021   16:31 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahmad Manik, beliau adalah salah satu inspirasi, seorang tokoh bagi masyarakat kampong Pemuka. Demikian juga bagi kami yang disebut kaum muda dan mudi. Meski hanya tamatan Sekolah Dasar, namun pengetahuan beliau sangatlah luas, terlebih lagi pengetahuan beliau tentang Adat dan kebudayaan Singkil. Ilmu-ilmu itu beliau dapatkan dari pengalaman hidup yang selama ini dijalaninya.

Sehingga pantaslah jikalau beliau dipercayai oleh orang-orang untuk mengemban suatu tugas dalam bidang adat dan kebudayaan Singkil, yakni sebagai Kepala Mukim se-kepemukiman Pemuka, di antaranya kampong Pemuka, Suka Damai, Ujung Bawang, Paya Bumbung, dan Selok Aceh.

Lahir dan dibesarkan di sebuah desa bernama Pemuka, tak menjadikan beliau rendah wibawa. Sekitar tahun 90-an beliau sudah dipercaya mengemban amanah sebagai Kepala Desa Pemuka (Red. Pemuka lama). Sosok beliau yang ramah, suka bersilaturrahmi, serta suka menebar senyum itu mampu menjadikannya sosok inspirasi bagi kami. Hal ini dibuktikan dengan gaya bicaranya yang lantang dan unik lagi penuh makna.

Gaya bicara beliau yang khas itu pula mampu mengundang galak tawa bagi setiap orang yang mendengarkan beliau berbicara. Meski beliau suka sekali bercanda, akan tetapi tak sedikit pun yang menaruh benci kepadanya, sebab candaan beliau itu adalah candaan dengan batas sewajarnya. Malahan sebaliknya, berkat candaan itu beliau lebih disukai orang-orang sekampungnya. Berdialog dengannya tak akan ditemui duka, melainkan hanya tawa dan bahagia.

Hingga sebelum beliau dipercayai mengemban amanah sebagai kepala Mukim, banyak masyarakat kampong Pemuka masih menyebutnya dengan gelar Geucik, padahal jabatan itu sudah lama digantikan oleh orang lain. Selain menunjukkan kesuksesan beliau sebagai kepala desa kala itu, ini pula menunjukkan betapa banyak orang-orang yang menyayangi dan menaruh kepercayaan kepada beliau. Sampai kepada tempat peristirahatan terakhirnya, beliau masih menjabat sebagai kepala Mukim se-kepemukiman Pemuka.

Jum'at 25 Januari 2019 malam sekitar pukul 22:15 WIB beliau dipanggil Allah SWT ke sisi-Nya. Sosok inspirasi bagi banyak orang itu kini pergi untuk selamanya, kepergian itu pula tak hanya meninggalkan duka bagi keluarga tercinta melainkan seluruh masyarakat se-kepemukiman Pemuka pada khususnya, dan saya yakin setiap orang yang mengenalnya akan merasakan kesedihan dan kehilangan. Tak akan ada lagi suara yang khas itu, tak akan ada lagi tawa yang unik itu, kini suara dan tawa itu hanya berupa kenangan bagi yang ditinggalkan.

Semua masyarakat seakan tidak percaya mendengar berita duka itu, ada pula yang tak menerima kepergiannya. Bagaimana pun, beliau sudah dipanggil-Nya, hanya ucapan kalimat Istirja' sajalah sebagai penenang diri bagi yang ditinggal: Innalillahi Wa inna Ilaihi Raji'un, Innalillahi Wa inna Ilaihi Raji'un, Innalillahi Wa inna Ilaihi Raji'un: Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kita semua dikembalikan.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (al Baqarah/2:155-157).

Selamat jalan orangtua kami, kerabat kami, sahabat kami, sosok inspirasi kami, semoga Allah SWT menempatkan engkau di sebaik-baik tempat, yakni syurga-Nya yang luas membentang, serta Allah jadikan pula kuburmu sebagai salah satu taman-taman syurga-Nya. 

Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Al-Fatihah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun