Lalu, sekarang kita bedah lebih dalam, untuk bisa menguasai Indonesia seperti yang ditakutkan oleh Sutiyoso, maka pemerintahan atau eksekutif harus bisa didominasi oleh etnis Tionghoa.
Anda pun pasti sudah tahu, nyaris tidak ada etnis tionghoa dipemerintahan atau menjadi pegawai ASN yang jumlahnya jutaan saat ini.
Simak dari tingkat dirjen, sekjen dan kepala-kepala seksi ada berapa banyak etnia tionghoa?.
Jika ingin menguasai selain eksekutif sipil -maka TNI dan Polri juga harus dikuasai oleh etnis tionghoa. Cobalah anda telusuri dan telisik secara mendalam, apakah sering berjumpa dengan etnis tionghoa ketika bertemu dengan anggota TNI dan Polri?. Hm.. jawabannya mungkin seumur hidup belum pernah bertemu langsung, muka dengan muka.
Selanjutnya, jika ingin menguasai maka lembaga legislatif sebagai pembuat undang-undang harus bisa dikuasai.
Sekarang lihatlah wajah-wajah anggota legislatif di Senayan, berapa banyak yang berasal dari etnis tionghoa, apakah jumlah mereka mencapai jumlah untuk meloloskan sebuah undang-undang?.Â
Sama sekali tidak.
Dan yang terakhir, lembaga yudikatif. Banyakkah anda menemukan para hakim dan hakim agung yang berasal dari etnis tionghoa?. Mungkin sama sulitnya seperti anda menemukan jarum ditumpukkan jerami.
Lalu darimana semua ketakutan yang dilontarkan oleh Sutiyoso?. Adakah ia membuat pernyataannya berdasarkan fakta-fakta yang dilihat oleh saya yang rakyat biasa ini, atau ia mendasarkannya pada ketakutan semata.
Mari kawan-kawan, sudah waktunya kita mandiri berpikir. Mendasarkan semuanya atas fakta dan realitas yang kita hadapin dan rasakan- tidak lagi melihat realitas dan fakta melalui pikiran dan mata orang lain. Semoga