Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Imlek Dalam Kenangan dan Kini Kenyataan

29 Januari 2022   14:26 Diperbarui: 29 Januari 2022   14:31 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tinggal beberapa hari lagi, mereka yang beretnis tionghoa akan merayakan imlek atau sincia. Sebuah pesta budaya permulaan musim semi ditempat asalnya - Tiongkok.

Sejenak ingatan melayang kemasa puluhan tahun lalu ketika saya masih kecil - ya kurang lebih berusia 8 tahunan.

Hari raya imlek atau kami biasa menyebutnya sincia merupakan hari yang dinantikan sepanjang tahun - karena pada saat itu kami anak-anak akan mendpatkan uang dalam jumlah yang banyak, pemberian dari orang tua, nenek dan kakek lalu juga dari siapa saja yang lebih tua dari kami. Angpau namanya.

Biasanya diakhir hari atau sorenya kami mulai membuka angpao pemberian tadi dan mulai membandingkan perolehan masing-masing antara kakak dan adik. Menyenangkan sekali karena biasanya angpao yang saya terima selalu paling banyak.

Semakin beranjaknnya usia, kenangan manis bukan hanya menerima angpao saja, tapi pada hari sincia itu, semua boleh kami makan atau minum - yang mana jika hari biasa tidak boleh sama sekali kami sentuh.

Misalnya minum-minuman beralkohol. Orang tua saya bahkan menawarkan segelas bir untuk saya cicipi dihari sincia itu.

Sangat menyenangkan dan menggembirakan - kenangan itu tetap melekat dan membekas dalam hati hingga hari ini. Seolah kenangan itu memanggil kembali untuk dilakukan.

Setelah mulai bekerja dan berkeluarga dan pindah kekota lain, suasana sincia menjadi berbeda. Walaupun tradisi saling mengunjungi masih tetap ada, tetapi suasana sudah jauh berbeda - kecuali merayakan di kota kelahiran dan bersama keluarga.

Tapi tak banyak tahun bisa dilakukan untuk pulang kampung dan merayakannya dengan keluarga.

Dan hari ini, sincia sudah menjadi festival yang dilakoni oleh banyak orang - kendati mereka bukan Tionghoa, tapi mereka ikut bergembira - apalagi diselipi saling salam dengan angpau yang tebal.

Akankah imlek atau sincia ini akan tetap memberikan makna seperti saya waktu kecil dulu?.

Entahlah, sekarang jumlah anggota keluarga semakin kecil - dengan jumlah anak yang sedikit dan banyak yang memilih untuk tidak menikah.

Mudah-mudahan imlek atau sincia tetap dirayakan dengan gembira dan sukacita - asalkan jangan gembira dan sukacita itu di dunia metaverse. Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun