Tinggal beberapa hari lagi, mereka yang beretnis tionghoa akan merayakan imlek atau sincia. Sebuah pesta budaya permulaan musim semi ditempat asalnya - Tiongkok.
Sejenak ingatan melayang kemasa puluhan tahun lalu ketika saya masih kecil - ya kurang lebih berusia 8 tahunan.
Hari raya imlek atau kami biasa menyebutnya sincia merupakan hari yang dinantikan sepanjang tahun - karena pada saat itu kami anak-anak akan mendpatkan uang dalam jumlah yang banyak, pemberian dari orang tua, nenek dan kakek lalu juga dari siapa saja yang lebih tua dari kami. Angpau namanya.
Biasanya diakhir hari atau sorenya kami mulai membuka angpao pemberian tadi dan mulai membandingkan perolehan masing-masing antara kakak dan adik. Menyenangkan sekali karena biasanya angpao yang saya terima selalu paling banyak.
Semakin beranjaknnya usia, kenangan manis bukan hanya menerima angpao saja, tapi pada hari sincia itu, semua boleh kami makan atau minum - yang mana jika hari biasa tidak boleh sama sekali kami sentuh.
Misalnya minum-minuman beralkohol. Orang tua saya bahkan menawarkan segelas bir untuk saya cicipi dihari sincia itu.
Sangat menyenangkan dan menggembirakan - kenangan itu tetap melekat dan membekas dalam hati hingga hari ini. Seolah kenangan itu memanggil kembali untuk dilakukan.
Setelah mulai bekerja dan berkeluarga dan pindah kekota lain, suasana sincia menjadi berbeda. Walaupun tradisi saling mengunjungi masih tetap ada, tetapi suasana sudah jauh berbeda - kecuali merayakan di kota kelahiran dan bersama keluarga.
Tapi tak banyak tahun bisa dilakukan untuk pulang kampung dan merayakannya dengan keluarga.
Dan hari ini, sincia sudah menjadi festival yang dilakoni oleh banyak orang - kendati mereka bukan Tionghoa, tapi mereka ikut bergembira - apalagi diselipi saling salam dengan angpau yang tebal.