Tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis hari ini luar biasa kompetitifnya. Seolah tengah berjalan di seutas tali yang membentang antara dua jurang, tak boleh lengah atau ceroboh, sekali terjatuh - langsung hancur lebur.
Aset terbesar dari sebuah perusahaan adalah karyawannya. Ini sudah sama-sama kita sadari - bahkan beberapa teman mengatakan sangat sulit mencari pegawai saat ini - sedangkan disisi lain banyak yang mengeluh tidak ada lowongan pekerjaan.
Ya, ini dilema - keduanya benar.
Menurut saya ada 3 tipe pegawai yang kita kenal di kantor.
Pertama, pegawai yang pinter. Orang dengan tipe ini mampu mengerjakan segala tugas yang diberikan kepadanya. Pengetahuannya cukup dan juga kecakapan kerjanya baik.Â
Kedua, pegawai yang jaringan atau networknya luas. Biasanya tipe pegawai seperti ini sudah berada dalam industri yang digelutinya cukup lama. Sehingga jejaringnya di dalam industri terkait luas. Perusahaan bisa memanfaatkan kelebihannya ini.
Ketiga, pegawai yang beruntung. Nah, ini adalah tipe pegawai yang tidak pintar dan juga tidak terlalu luas jejaringnya, akan tetapi memiliki keberuntungan yang besar. Sehingga jika mendapatkan tugas-tugas yang harus diselesaikan biasanya bisa dikerjakan dengan baik sedangkan tipe pegawai pintar belum tentu mampu mengerjakannya. Dalam bahasa gamblangnya - ada aja keberuntungan yang selalu menyertai dia dalam setiap langkahnya.
Dari ketiga tipe pegawai di atas, biasanya ada pemakai khususnya berdasarkan level dalam organisasi.
Untuk mereka yang masih dalam level manajer - cenderung untuk memilih pegawai yang pintar, karena tipe pegawai ini akan meringankan beban supervisi dari manajer tersebut dan juga menunjang performanya.
Lalu untuk tipe pegawai yang punya banyak jejaring - pada umumnya disukai oleh mereka yang level direktur. Dengan luasnya jejaring akan memberikan tambahan kepada organisasi untuk lebih luas berinteraksi dengan sesama kompetitor dalam berkomunikasi.
