Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suan Ming dan Kuamia: Keahlian atau Apa?

15 Mei 2021   12:30 Diperbarui: 16 Mei 2021   03:56 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suan ming atau kuamia dalam bahasa hokien adalah tradisi orang cina untuk mengetahui peruntungan dalam hidupnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan diawal tahun dalam penanggalan cina.

Tapi ada juga yang melakukan kuamia atau suan ming ini dalam event-event penting dalam kesehariannya. Seperti misalnya kelahiran anak, mau buka usaha baru atau saat mau bekerjasama dengan orang lain mengerjakan sebuah projek.

Maksud dari mereka yang melakukan suan ming ini adalah agar mereka bisa sedikit memperoleh "kepastian" bagaimana hari depan atau prospeknya dimasa yang akan datang.

Dalam sebuah percakapan kecil dengan teman yang memiliki "kemampuan" untuk melakukan kuamia, saya bertanya - bagaimana jika yang kamu prediksikan kedepan tentang orang tersebut tidak terjadi?. Dengan tersenyum dan sedikit nada bercanda ia berujar: namanya juga prediksi, ya sangat mungkin meleset.

Seketika itu juga saya teringat dengan sebuah cerita yang dituturkan oleh seorang tukang kuamia puluhan tahun lalu ketika saya masih remaja. Si tukang kuamia itu menyakinkan kami yang mendengarnya dengan sebuah cerita bahwa apabila kita kuamia tidak mungkin salah.

Menurutnya: jaman dulu ada seorang raja yang sangat arif dan bijaksana. Kearifan dan kebijaksanaannya datang dari kebiasaannya untuk turun kebawah mendengarkan kesulitan dan keluhan rakyatnya - dalam istilah kita sekarang si raja suka blusukan.

Tapi saat blusukan di raja selalu menyamar sebagai orang biasa kebanyakan dan dia tidak pernah mau ditemani oleh para pengawal, walaupun si pengawal turut menyamar.

Alkisah, satu hari sang raja berjalan-jalan di tengah pasar. Disana ada kerumunan banyak sekali orang yang mengelilingi seorang kakek tua berjanggut panjang yang sedang melakukan kegiatan kuamia.

Kakek tua ini sangat mempesona semua orang yang melihatnya, karena ia mampu meramal semua orang yang di kuamia dengan tepat tanpa meleset sedikitpun. Seolah semua orang yang di kuamia oleh kakek ini menjadi transparan dihadapannya, tak lagi tersisa rahasia.

Sang raja tersenyum dan maju dari kerumunan untuk turut pula merasakan di kuamia oleh si kakek.

Ketika kakek mulai melihat telapak tangan dan memegang kepala si raja seakan sedang menaksir barang, cukup lama, sambil berkali-kali sang kakek mengernyitkan dahinya.

Akhirnya tibalah si kakek mengungkapkan hasil analisanya. Kakek mengatakan bahwa: hidup raja yang sedang menyamar ini menyedihkan, ia tidak akan pernah menjadi orang kaya. Hidupnya penuh dengan penderitaan. Hanya itu saja yang dikatakan oleh si kakek.

Lalu sang raja tersenyum, sambil mengucapkan terima kasih sudah di kuamia dan menyodorkan uang sebagai bayaran atas jasa si kakek "menebak" nasib nya.

Setelah sore pasar mulai sepi dengan pengunjung dan hanya terlihat satu dua orang saja yang tersisa, raja ini kembali datang mendekati si kakek tukang kuamia. Menyapanya dan mengungkapkan siapa dirinya. Seketika itu juga kakek tersebut bersujud tersungkur dihadapan raja itu sebgai tanda hormat kepada raja pada masa itu.

Tapi raja ini memang orang yang sangat arif dan bijaksana, dia hanya mengatakan agar si kakek berhati-hati dalam melakukan kuamianya. Tanpa hukuman. 

Lanjut ceritanya: kakek yang malang ini sangat penasaran koq bisa salah sekali ini dan fatal lagi. Akhirnya si kakek menemukan apa yang menjadi pembeda raja yang menyamar ini sehingga ia sampai salah dalam kuamia.

Mau tahu?. Pembedanya adalah saat BAB raja ini mengeluarkan kotoran yang berbentuk persegi empat, tidak dalam bentuk yang kita kenal seperti biasanya.  Ternyata kotoran BAB berbentuk persegi empat inilah yang menjadi tanda bahwa ia adalah orang yang spesial.

Setelah mendengarkan cerita itu kami semua tertawa. Menghibur - tapi tidak mendidik.

Kuamia atau suan ming adalah sebuah keahlian. jadi bisa saja salah dan tidak tepat. Tidak usah terlalu dipikirkan. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun