Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Pakem" Rekrut Pegawai Zaman Old: Bagaimana Zaman Now?

5 April 2021   04:00 Diperbarui: 14 April 2021   15:25 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meeting baru saja usai, mulai dari pagi hingga menjelang petang. Tapi sang Bos, tetap saja belum beranjak dari kursinya - itu tandanya orang yang punya ranking tertinggi harus tinggal diruangan menemani si Bos ngobrol.

Entah apalagi yang mau dikatakannya, seakan persediaan kata-kata tak habis setelah diumbar seharian. Tapi si Bos memang orang yang menyenangkan kalau diajak ngobrol santai diluar pekerjaan. 

Ia orang yang egaliter dan tidak pelit berbagi apapun bahkan kadang-kadang kita yang sungkan untuk menanggapinya jika ditanya.

Kali ini, tiba-tiba dia berbagi tips, katanya: kalau kamu nanti mau rekrut pegawai di bagian keuangan, kamu jangan pilih calon pegawai yang waktu interview sudah berdandan berlebihan.

Dengan sigap saya menjawab: kenapa pak?.

Lalu sahutnya: kamukan mempercayakan pengelolaan uang kepada dia, nanti kalau dia kehabisan uang untuk beli kosmetik atau apa saja kebutuhannya untuk berdandan, maka uang kamu bisa dikorupsi.

Saat itu saya sedikit takjub, apa hubungannya ya?.. Tapi, seolah mengerti lalu saya mengangguk tanda mengerti.

Padahal banyak sekali orang yang tidak berdandan tapi doyan korupsi.

Lanjutnya lagi, dan hindari sedapat mungkin merekrut pegawai bagian penjualan yang berbadan gemuk, karena kalau bagian penjualan harus kesana dan kesini  mencari pembeli, kalau gemukkan kurang lincah nanti kerjanya tidak maksimal.

Ini semakin tidak bisa dimengerti, karena banyak juga orang yang badannya tegap kelihatan gesit tapi pemalas.

Setelah berpuluh tahun nasehat yang diberikan oleh si Bos tetap menempel lekat diingatan. Dalam perjalanan nasehat ini sering diterapkan, hasilnya kadang benar dan kadang salah. Tapi paling tidak memberikan gambaran bantuan disamping alat rekrut lain yang dipergunakan oleh perusahaann.

Zaman berubah, begitu juga tantangan ikut berganti. Semakin kesini, prosentase kebenaran "pakem" tadi rendah alias butuh penyegaran nampaknya. Pada masa ini, apa yang terlihat oleh mata tak lagi bisa diyakini sebagai sebuah kebenaran, ini zaman dimana banyak sekali setting-an.

Nikah saja bisa setting-an begitu juga dengan cerai dan pacaran. Apa yang muncul di laman media sosial tak boleh dipercaya sepenuhnya, semua bisa dibuat dan direka untuk sebuah tujuan tertentu. Ada yang bilang sekarang ini adalah zamannya post truth - zaman dimana semua kebenaran patut dipertanyakan. Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun