Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembeli atau Pelanggan yang Lebih Penting?

5 Maret 2021   05:00 Diperbarui: 5 Maret 2021   05:11 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pedagang sayur di pasar dengan mudah bisa membedakan antara pembeli dan pelanggan. 

Bagi mereka pembeli adalah orang yang belanja sayur mereka tidak secara rutin, kadang belanja dilapak sebelah atau dilapak-lapak yang lain, semaunya saja. Sedangkan pelanggan adalah orang yang membeli sayur di tempat dia setiap kali mereka kepasar tersebut, bahkan kadang bisa memesan sebelumnya, datang kepasar hanya sekedar mengambil pesanan. 

Dan biasanya untuk pelanggan si abang sayur lebih fleksibel jika pelanggan menawar harga sayur yang dibeli atau bahkan pelanggan meminta bonus tambahan jika membeli banyak, si abang sayur dengan segera setuju saja. 

Bagi si abang sayur, kerutinan dari pembeli -- atau pelanggan inilah yang membuat keuntungan dan kepastian usaha bisa terjamin. 

Berapa jumlah sayur yang harus dia pesan dari pedagang besar, jenisnya apa saja -- itu semua tergantung kepada berapa banyak dia mempunyai pelanggan. 

Pembeli sama sekali tidak masuk dalam kalkulasi pemesanan barang untuk jualan hari itu dalam kamus pikiran si abang sayur. Bagi mereka pembeli hanyalah bonus yang "berjalan". Ada di syukuri, tidakpun ya baik-baik saja. 

Pelanggan sangat dikenal oleh si abang, bahkan kadang-kadang  mereka bisa saling bertukar cerita dan gosip. Sedangkan pembeli hanya bersifat transaksional saja. Nyaris tanpa sentuhan pribadi. 

Dalam semua sektor bisnis, pelanggan merupakan mahkota penjualan. 

Arti penting pelanggan ini sudah disadari dengan baik diruang-ruang meeting kantor dalam pembahasan penjualan. Tapi implementasinya sehari-hari sangat lemah, kalau tidak mau dikatakan nyaris melenceng.

Oleh karena itu, setiap tahun team sales perusahaan terus-terusan "ngos-ngosan" mengejar target. Karena mereka sendiri tidak dibekali pengetahuan atau keahlian bagaimana mengenali pelanggan dan merawat pelanggan. Yang ada adalah bekal bagaimana mencari pembeli produk atau jasanya. Terus mencari dan mencari. Ini tentu melelahkan. 

Dalam dunia bisnis yang makin kompetitif dan kejam saat ini, selayaknya untuk menggeser paradigma kita dari mencari pembeli menjadi merawat dan memperbesar pelanggan. 

Besarnya usaha kita tidak menjadi ukuran kesuksesan, tapi seberapa menguntungkan usaha itu yag menjadi tolak ukur keberhasilan. Semoga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun