Harus Punya Ini Kalau Tak Mau Digilas

Setiap situasi memiliki ceritanya sendiri, ada cerita yang bergelimang kegembiraan, ada juga campuran antara getir dan manis -- bahkan ada yang asam pahit sepanjangnya. Itu cerita tentang kehidupan manusia. 

Demikian pula dengan sejarah dunia, beberapa kali dunia mengalami "cobaan" yang besar dari yang disebabkan oleh penemuan tehnologi maupun oleh penyakit. 

Penemuan listrik membuat orang bisa tetap beraktifitas secara normal walaupun malam hari, lalu deraan pandemi flu pada tahun 1918 di Spanyol juga memacu penemuan-penemuan dibidang medis. 

Situasi keguncangan global saat inipun mau tidak mau merubah semuanya, sendi-sendi kehidupan yang selama ini dengan tenangnya menopang kini harus dikaji ulang. 

Beberapa mulai memikirkan, kira-kira kemampuan adaptasi seperti apa yang harus dimiliki oleh orang-orang untuk bertahan dan berkembang. Ada banyak usulan, ada banyak ide -- tapi semua tetap harus melalui proses pengujian dengan berjalannya waktu yang mana yang sungguh resep yang cespleng dan mujarab. 

Saya sendiri membagi atas beberapa kriteria kemampuan yang harus dimiliki agar bisa melalui masa-masa ini dan tumbuh serta berkembang dimasa depan.

Pertama, sikap terbuka terhadap semua kemungkinan. Ya, kita tidak boleh dibatasi dan dikungkung oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dalam proses mengambil keputusan. Keberanian untuk melihat dan mendengarkan solusi baru penting untuk diberikan tempat. 

Kedua, kemampuan untuk  melakukan koordinasi. Kita tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri, terlepas dari lingkungan sekitar kita. Orang lain dibutuhkan untuk ikut bersama-sama dengan kita mengarungi gelombang ini. Mungkin kita berjumpa dengan "rekan sekapal" yang sama sekali "aneh" tapi harus mampu kita satukan dalam team internal. 

Ketiga, memiliki networking yang luas. Pengertian networking disini, bukan hanya meliputi jejaring didalam industri dimana kita berada, tetapi juga termasuk diluarnya. Pentingnya jejaring diluar agar kita bisa menemukan "peluang" untuk bersinergi bersama. 

Keempat, kemampuan untuk melihat inti persoalan. Kadang hal ini menjadi sesuatu yang sulit, walaupun seharusnya hal yang mudah dilakukan. Derasnya informasi yang masuk kadang tak sempat lagi dicerna oleh akal sehat -- bahkan membebani akal sehat kita sehingga menjadi lumpuh karenanya. Ya, inilah konsekuensi kita hidup di abad informasi ini.