Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Cara Kita Berkendara adalah Cermin Diri Kita Sesungguhnya

4 Februari 2022   22:53 Diperbarui: 5 Februari 2022   20:00 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil-mobil mewah sengaja berhenti di Tol KM 02.400 Andara (Jalan Tol Depok-Antasari), Minggu (23/1/2022), sekitar pukul 10.45 WIB.(Dok. TMC Polda Metro Jaya)

Konvoi mobil mewah yang melakukan dokumentasi di tengah jalan Tol Depok-Antasari mendapat reaksi positif dan negatif dari berbagai kalangan. 

Seperti diberitakan di berbagai media, Polisi menyebut rombongan aksi dokumentasi mobil mewah ini tidak sampai berhenti di ruas jalan, namun tetap melaju, tetapi pelan. 

Kemudian, saat dilakukan pemeriksaan surat dan dokumen semuanya lengkap jadi tidak ditilang. Konvoi mobil mewah hanya ditegur secara lisan agar tidak mengulangi hal yang sama ke depan.

Konvoi itu diketahui berlangsung pada Minggu (23/1), pagi pukul 10.45 WIB, tepatnya di Km 02+400 Tol Andara, Jakarta Selatan.

Seperti kata pepatah, "Bagaikan padi, semakin masak semakin merunduk", di mana makna dari ungkapan ini adalah semakin kita dewasa. maka sikap kita akan ikut dewasa juga. Bukan seperti padi yang isinya kosong, akan mendongak ke atas.

Yang terjadi belakangan ini justru sebaliknya, semakin berisi malah semakin angkuh, semakin mendongak, sombong dan merasa paling hebat. Yang tak ada isi dan terbilang kurang "pintar" justru jadi paling sopan, menghargai pendapat orang lain dan cenderung tahu diri.

Begitulah kenyataan yang ada di zaman sekarang ini, semakin tinggi pendidikan seseorang malah semakin tak beradab dan merasa paling hebat. 

Manusia seperti ini lebih mendewakan dirinya sendiri, menganggap dirinyalah yang paling hebat dan apa yang dia peroleh saat ini bukan karena orang lain, atau atas pertolongan Tuhan.

Konvoi mobil mewah menuai banyak opini dari berbagai kalangan. Foto : Dok. kompas.com
Konvoi mobil mewah menuai banyak opini dari berbagai kalangan. Foto : Dok. kompas.com

Disiplin Dalam Berlalu Lintas

Dulu ada sebutannya Orang Kaya Baru (OKB), baru punya mobil mewah gayanya berkendara di jalan umum sepertinya dia sajalah yang punya jalan itu. 

Klakson dihidupkan panjang menimbulkan kebisingan. Ketika ditegur, justru kita yang disalahkan. Terkadang, kata-katanya menyakitkan hati dengan menyebut kita miskin, bodoh, dan kata-kata merendahkan lainnya.

Berkaca pada kejadian konvoi mobil mewah di jalan tol dan melakukan 'selfie' menjadi cermin bagi kita agar tidak 'terlalu' menunjukkan apa yang kita miliki. Karena, pada saatnya nanti kita akan kehilangan semuanya. Ketika nafas kita sudah dicabut Yang Maha Kuasa, apakah ada artinya lagi semua kekayaan yang kita miliki?

Tanpa berpatokan pada salah satu disiplin ilmu, berdasarkan amatan dan pengalaman kita di lapangan paling tidak bisa menjadi satu pembuktian bahwa cara kita berkendara adalah cermin dari perilaku hidup kita sehari-hari.

Seseorang yang berkendara dengan ugal-ugalan dan selalu ingin mendahului orang didepannya, cenderung perilaku hidupnya juga tak jauh berbeda dengan perilakunya berkendara. Sudah dipastikan orang tersebut mau menang sendiri, kalau disuruh antre pasti protes dan marah-marah.

Kalau kita ingin dihargai orang lain, belajarlah menghargai diri sendiri dan orang lain. Seringkali kita yang merasa sudah dewasa dan bahkan sudah jadi orang tua dari anak-anak mengajarkan anak untuk disiplin dalam banyak hal, padahal kita selaku orang tua terkadang melanggar aturan yang kita buat sendiri.

Contoh kecil tapi berdampak besar adalah dalam berkendara. Saat di rumah kita mengajarkan anak untuk tidak menerobos rambu lalu lintas, tapi kenyataannya saat kita berkendara dan bersama anak-anak kita menerobos lampu merah, lalu anak kita protes dan mengatakan bahwa kita tidak disiplin. Apakah kita sadar telah menunjukkan perilaku yang salah di depan anak-anak kita?

Cara kita berkendara memang menjadi cermin dari perilaku kita yang sesungguhnya. Ketika kita berada dalam suasana macat total karena sesuatu hal.

Pasti ada saja pengendara yang membunyikan klakson panjang dan berharap dengan suara klaksonnya yang menggema dan mengganggu pendengaran merasa bisa keluar dari kemacetan tersebut. Anggapan itu salah total.

Kalau kita sudah mengetahui suasana kemacetan lalu lintas yang panjang, ada baiknya kita cari jalan alternatif agar tidak terjebak dalam kemacetan panjang tersebut, bukan dengan cara yang salah membunyikan klakson sesuka hati dan mengeluarkan kata-kata tidak sopan.

Kejadian konvoi mobil mewah dan kejadian lainnya yang terjadi di jalanan harus menjadi evaluasi bagi diri kita sendiri. Apabila kita semua disiplin dalam berlalu lintas, maka kita akan terhindar dari yang namanya kemacetan terutama kecelakaan lalu lintas. Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun