Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Ini Diundang, Besok (Giliran) Kita yang Mengundang

16 Januari 2020   06:09 Diperbarui: 16 Januari 2020   06:19 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Undangan by James P Pardede

Urusan undang mengundang dalam pesta pernikahan pasti berbeda-beda pemaknaannya bagi setiap orang. Ada yang sangat senang saat menerima undangan pernikahan dan ada yang merasa sakit hati ketika undangan secara tertulis tidak sampai ke tangan. 

Setiap orang berbeda pendapatnya dengan undangan pernikahan, suku Batak misalnya menghadiri undangan pernikahan bagi orang tua kita adalah ibarat menanam kebaikan atau piutang yang suatu saat bisa dituai hasilnya.

Seperti pengalaman penulis dimasa kecil, setiap kali ada undangan pernikahan yang disampaikan secara lisan atau secara tertulis berupa kartu undangan, orang tua saya pasti hadir. 

Terkadang, ada 2 undangan pernikahan yang waktunya bersamaan. Agar orang yang mengundang tidak sakit hati, undangan yang satu dihadiri orang tua saya yang laki-laki dan undangan satunya lagi dihadiri oleh ibu saya.

Setiap kali menghadiri acara udangan pernikahan bagi suku Batak, perlu mengetahui posisi kita dalam pesta pernikahan tersebut. Filsafat Dalihan Na Tolu (somba marhula-hula, elek marboru, manat merdongan tubu - hormat kepada pihak isteri atau tulang/paman, penuh kasih sayang terhadap adik atau anak perempuan dan hati-hati dalam menjaga hubungan baik dengan abang dan adik yang laki-laki semarga).

Kalau kita sudah mengetahui dimana posisi kita dalam undangan pesta pernikahan, maka kita akan tau kita berada diposisi mana dan tempat duduk kita dalam pesta pernikahan tidak salah tempat.

Apa yang akan kita bawa ke pesta pernikahan juga sangat berkaitan erat dengan posisi kita dalam falsafah suku Batak. Apakah kita bawa ulos, tandok berisi beras atau cukup bawa tumpak (kado/uang).

Ada kalanya dalam sebuah pesta pernikahan posisi kita sebagai hula-hula yang sangat dihormati, ada kalanya juga posisi kita sebagai anak atau dongan tubu. 

Ketika posisi kita sebagai boru dalam sebuah undangan pesta pernikahan, maka kita harus bisa menempatkan diri kita sebagai parhobas (pelayan/pekerja) dalam hajatan tersebut.

Terlepas dari posisi apa kita dalam sebuah undangan pesta pernikahan, ketika kita sebagai tamu atau undangan maka kita akan mempersiapkan segala sesuatunya sebagai buah tangan dan penghargaan kita kepada orang yang mengundang.

Demikian sebaliknya, pada saat giliran kita yang mengundang kita sangat mengharapkan kedatangan orang-orang yang kita undang agar bisa hadir dan (tidak terlalu berharap) bisa mendapatkan tumpak (buah tangan) sebagai hadiah untuk pernikahan anak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun