Mohon tunggu...
James LFodor
James LFodor Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Film Rohani Kristen | Kejujuran Itu Tak Ternilai | Saksi Pengalaman Orang Kristen sebagai Orang jujur

22 Februari 2019   21:36 Diperbarui: 22 Februari 2019   23:11 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Film Rohani Kristen | Kejujuran Itu Tak Ternilai | Saksi Pengalaman Orang Kristen Sebagai Orang Jujur 

Zhen Cheng adalah pemilik toko reparasi. Dia baik hati, jujur, dan berbisnis sesuai dengan aturan. Dia tidak akan pernah berusaha menipu seseorang, tapi dia hanya menghasilkan uang yang hampir tidak mencukupi keluarganya.

 Setelah beberapa waktu, seorang anggota keluarga dan rekan pedagang mendesaknya aturan tak tertulis dalam dunia bisnis, dan Zhen Cheng mulai memercayai pepatah yang mengandung filosofi jahat seperti: "Seseorang tanpa penghasilan kedua tidak akan pernah kaya, hanya seperti kuda kelaparan di malam hari beratnya tidak akan bertambah," "Seorang pemberani mati karena rakus; seorang pengecut mati karena kelaparan," "Uang bukanlah segalanya, tetapi tanpa itu, kau tidak bisa berbuat apa-apa," dan "Uang adalah yang pertama." 

Zhen Cheng kehilangan hati nuraninya baik yang dulu telah membimbingnya dan mulai menggunakan cara curang untuk mendapatkan lebih banyak uang. Meskipun ia mendapatkan lebih banyak uang daripada sebelumnya, dan standar hidupnya meningkat, Zhen Cheng tidak merasa bahagia dan dilanda perasaan hampa; hidupnya terasa hampa dan penuh penderitaan. 

Setelah Zhen Cheng menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, melalui firman-Nya dia mulai mengerti bahwa Tuhan menyukai orang jujur dan membenci penipu. Zhen Cheng juga mengerti bahwa menjadi orang jujur adalah satu-satunya cara untuk berperilaku seperti manusia sejati dan satu-satunya cara untuk mendapatkan pujian Tuhan, dan karena itu dia bersumpah untuk menjadi orang jujur. Namun, menjadi orang jujur dalam kehidupan nyata terbukti sulit: Dengan saudara dan saudari di gereja, dia bisa bersikap apa adanya, tetapi jika dia melakukannya di dunia bisnis, apa dia mampu menghasilkan uang? Bukan hanya berpotensi menghasilkan lebih sedikit, dia mungkin mengalami kerugian yang besar dan bisa kehilangan tokonya. ... 

Menghadapi perjuangan seperti itu, apakah Zhen Cheng dapat menjalankan bisnisnya dengan jujur? Seperti apa liku-liku tak terduga yang akan terjadi dalam prosesnya? Apa yang akan menjadi hadiah terbesarnya? ... Kilat dari Timur, Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dibentuk oleh karena penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, Kristus akhir zaman. 

Gereja ini berisi semua orang yang menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan ditaklukkan dan diselamatkan oleh firman-Nya. Gereja ini sepenuhnya dibentuk oleh Tuhan Yang Mahakuasa sendiri dan dibimbing oleh-Nya sebagai Sang Gembala. Gereja ini tentu saja tidak dibentuk oleh seseorang. Kristus adalah kebenaran, jalan, dan kehidupan. 

Domba Tuhan mendengarkan suara Tuhan. Selama engkau membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, engkau akan mengerti bahwa Tuhan telah menampakkan diri. Pernyataan khusus: video ini diproduksi sebagai karya nirlaba oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aktor-aktor yang tampil dalam produksi ini beraktingsecara nirlaba dan tidak dibayar sama sekali. Video ini tidak boleh didistribusikan secara komersial kepada pihak ketiga, dan kami berharap bahwa semua orang akan berbagi dan menyebarkannya secara terbuka. Jika Anda menyebarkannya, harap sebutkan sumbernya. Tanpa seizin Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, tidak ada organisasi, kelompok masyarakat atau individu yang boleh mengubah atau menggunakan isi video ini untuk tujuan lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun