Berbicara hukum,berbicara politik itu semacam suadara kembar yang tak terpisahkan(kata dosen saya) dan memang saya yakini seperti itu adanya. Berbicara saudara,berbicara saling melengkapi,saling membantu,saling membela dan saling saling lainnya yang mana hakikatnya saling hidup-menghidupkan. Berbicara hidup,berbicara menghidupkan. Maka  hukum butuh politik,kalau tidak ya jadi otoriter. kalau politik tanpa hukum ya jadi anarkis.Â
Ya begitulah yang terjadi dilapangan nusantara ini, hukum mati mengenaskan dicakar tangan politik penguasa. sudah mati, tangan tangan hukum digerak gerakkan sesuai kepentingan tangan politik penguasa. Oh kasian sekali hukum di Negri ibuku ini.Â
salah siapa?
Statement diatas itu hanya dramatisir saja. Hukum kita belum mati kok, masih sekarat, artinya hukum masih ada kesempatan buat hidup,selalu ada kesempatan, akan tetapi kesempatan itu selalu ketemu sama generasi percil.Â
Gini aja, kalau hukum adalah yang hidup dalam hati masyarakat. Apa tega hati itu dibunuh oleh penguasa tengil? lebih baik kita bunuh saja penguasa yang mau bunuh hukum kita dengan tangan tangan politiknya. semoga kita bisa ajadi pembunuh yang baik dan benar amin.