Mohon tunggu...
JALU PRAKOSO
JALU PRAKOSO Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Student

Public Health Student

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Polusi Udara dengan Kematian Pada Era Revolusi Industri 4.0

28 Desember 2019   20:50 Diperbarui: 28 Desember 2019   20:59 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Udara merupakan faktoryang sangat penting dalam melangsungkan kehidupan, karena udara membawa zat-zatyang memang diperlukan manusia untuk kehidupan sehari-hari. Pada era modernini, semakin berkembanganya zaman dan diikuti dengan perkembangan industri,maka dampak yang mungkin terjadi seperti dapat berubahnya kualitas udara yangdisebabkan oleh pencemaran udara. Pencemaran udara merupakan salah satu ataulebih komposisi udara dari keadaan normal atau masuknya zat pencemar ke dalamudara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu, sehingga dapat mengganggukehiduan manusia, hewan, dan tumbuhan (BPLH DKI Jakarta,2013).

Saat ini polusi udaramerupakan masalah kesehatan lingkungan yang rumit terutama di negara-negaraberkembang. Survei yang dilakukan oleh WHO di 1.600 kota yang tersebar di 91negara di dunia menunjukkan hampir 90% orang-orang yang ada di perkotaanmenghirup udara yang tidak sehat. WHO juga menyebutkan bahwa sekitar setengahdari penduduk dunia terkena pencemaran udara yang setidaknya dua setengah kalilebih tinggi dari baku mutu kualitas udara yang ditetapkan. Fenomena inidirasakan juga oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai dempaknegatif dari era global ini atau biasa disebut Revolusi Industri  4.0 (Basri, 2014). 

Revolusi industri 4.0merupakan insiatif strategis yang bertujuan untuk mentransformasikan manufakturindustri melalui digitalisasi dan eksploitasi potensi teknologi baru(Andreja,2017). Perkembangan industri ini dapat menimbulkan dampak baik danburuk. Setiap negara di dunia khususnya di Indonesia harus siap dalam menghadapidampak yang akan terjadi pada era ini karena dalam menghadapinya sangatdiperlukan kerja sama lintas sektor agar dapat menangani dampaknya dengan baik.

Era revolsui industriini harus dibahas bukan dari segi peningkatan area industri saja tapi jugaharus siap dalam mengalami dampak yang akan terjadi dari revolusi industri ini,khususnya kesehatan. Salah satu dampak yang akan terjadi pada era ini yaitupencemaran udara yang dapat terjadi dalam era ini karena udara merupakan halyang penting dan salah satu hal yang langsung berhubungan dengan manusia,sehingga perlunya perhatian khusus dalam menangani pencemaran udara yangterjadi.

Teradapat beberapapolutan yang dapat menyebabkan kesakitan bahkan kematian pada manusia. Studidari Eropa dan Amerika telah menunujukkan bahwa terdapat perubahan jangkapendek dari polusi udara yang dapat menyebabkan mortalitas harian (Dehgan etal, 2018). Beberapa polutan yang paling penting dalam memengaruhi kesehatan adamanusia ialah pertikel molekuler (PM), sulfur dioksida (SO), nitrogen dioksida(NO), ozon (O3), dan karbon monoksida (CO) (Hansen, 2016). 

Sebagai negaraberkembang yang menjadikan polusi udara sebagai masalah kesehatan lingkunganperlu melakukan intervensi terhadap hal ini karena akan berpengaruh kepada masadepan generasi bangsa Indonesia. Perlunya peran pemerintah yang lebih tegasdalam mengatasi hal ini di Indonesia dalam melakukan pengawasan terhadaptempat-tempat industri yang dapat memberikan atau berkontribusi akan polusiudara yang dapat melebihi ambang batasnya.. Pemantauan kualitas udara denganmemperbanyak titik-titik monitoring dan informasi yang mudah diakses olehmasyarakat sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan akibat polusiudara di Indonesia karena akan meningkatkan rasa kepedulian masyarakat dandaerah kawasan industri untuk bisa mengatasi masalah polusi udara di Indonesiaini.

Penelitian yangdilakukan oleh Delghan dkk. (2018) di Teheran, Iran menunjukkan angka kematianakibat masalah pernapasan sebagai akibat dari polusi udara dalam periode 10tahun yang diteliti, 37.967 kematian akibat bmasalah peernapasan terjadi diTeheran, di mana 21.913 (57,73%) kasus adalah laki-laki dan 16.047 (42,27)adalah perempuan. Rasio jenis kelamin pria dan wanita adalah 1,36. Indonesia harusbanyak belajar dari hasil penelitian ini jika tidak ingin meningkatkan angkakematian dan angka kesakitan di Indonesia akibat polusi udara yang nantinyaakan menjadikan turunnya kualitas dari individu bangsa Indonesia.

Negara Indonesia harusterus melangkah dan menghadapi era revolusi industri ini agar Indonesia tidaktertinggal oleh negara lain. Akan tetapi, banyak yang harus disipakan dalammengahadapi era ini yaitu dengan melakukan upaya untuk memperbaiki kualitasudara. Cara yang dapat dilakukan dengan memberikan informasi secara berkalakepada masyarakat terkait kualitas udara yang tidak sehat dan efek yang dapatterjadi karena adanya polusi udara, serta upaya-upaya yang dapat dilakukanmelalui memberikan informasi terkait langkah-langkah antisipasi yang dapatdilakukan oleh masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait polusiudara.

Indonesia yang akanmengalami generasi emas di masa mendatang perlu adanya tindak lanjut dalammengatasi masalah pencemaran udara yang dapat menyebabakan morbiditas danmortalitas pada usia produktif di Indonesia ini. Hasil penelitian yangdilakukan oleh Dehgan dkk (2018) di Teheran, Iran menunujukkan bahwa adanyahubungan paparan-respon antara polusi udara dangan kematian akibat masalahpernapasan pada usia 18-60 tahun. Artinya, ketika melihat informasi tersebut,maka polusi udara yang dapat menyebabkan kematian tersebut tidak melihatkelompok usia. Usia produktif yang seharusnya dapat melanjutkan tongkat estafetperjuangan bangsa Indonesia, maka dinilai perlu adanya upaya untuk mencegahdampak buruk yang akan terjadi akibat polusi udara.

Peran lintas sektorsangat diperlukan dalam era revolusi industri ini sangat diperlukan dalammenangani dampak kesehatan yang terjadi. Diperlukannya kerja sama antarapemerintah dengan daerah setempat yang merupakan kawasan industri khususnyadalam membuat kebijakan yang lebih mengarah pada bidang kesehatan. Adanyakebijakan yang  mengarah pada bidangkesehatan akan membuat masyrakat merasa aman dan akan lebih percaya lagi kepadapemerintah. Pemilik-pemilik industri ini juga akan lebih menjaga aturan-aturanyang dibuat hasil dari kebijakan yang telah disepakati.

Sistem pelayanankesehatan juga perlu dipersiapkan dalam menangani masyarakat yang terdampakpolusi udara. Kebijakan terkait sistem pelayanan kesehatan yang harus menjadiperhatian pemerintah karena akan memberikan pengaruh kepada masyarakat terhadapkepercayaannya terhadap sistem pelayanan kesehatan. Sistem kesehatan harus bisaditerima oleh masyarakat, mudah dicapai, terjangkau, dan bermutu. Pemerintahsebagai fasilitator juga harus memeberikan kesan yang baik kepada masyarakat.Salah satu cara untuk memberikan kesan yang baik kepada masyarakat yaitu denganmembuat program yang mengikutsertakan masyarakat didalamnya, seperti penanamanpohon secara berkala. Diketahui pohon merupakan salah satu media yang dapatdigunakan dalam mengurang masalah polusi udara.

            Indoensiasebagai negara dengan jumlah penduduk yang banyak pada usia produktif akansangat membutuhkan generasi di masa mendatang. Masalah polusi udara ini yangdapat menyerang tanpa melihat usia ini akan menjadi masalah yang sangat harusdiperhatikan oleh negara ini demi masa dapan bangsa Indonesia. Pemerintah harusmembuat kebijakan yang mendukung dan ikut serta dalam era revolusi industriini, tetapi tetap memperhatikan faktor lain atau dampak yang akan diterima padaera ini, khususnya dalam bidang kesehatan. Kerja sama antarsektor juga sangatdiperlukan antara pemerintah, pemilik industri, dan masyarakat dalam mengatasimasalah polusi udara. Pemerintah dan masyarakat harus sinergis dalam mengatasimasalah pencemaran udara ini, sehingga segala apa yang dilakukan olehpemerintah dan masyarakat sama-sama bergerak pada satu tujuan yang sama dalammengurangi masalah polusi industri udara dan kematian yang mungkin terjadiakibat polusi udara. 

DAFTARPUSTAKA

Marlita, Devi. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas BuangKendaraan Bermotor. Vol. 01 No. 03 

Badan Pengelolaan LingkunganHidup Daerah Jakarta. 2013. Zat -- zatPencemar Udara.

YamamotoSS, Phalkey R, Malik AA. A systematicreview of air pollution as a risk factor for cardiovascular disease in SouthAsia: limited evidence from India and Pakistan. Int J Hyg Environ Health. 2014;217(2):133--144.

Mursinto, Djoko dan DeniKusumawardani. 2016. Estimasi DampakEkonomi dari Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan di Indonesia. Vol . 2 Hal.163-172.

Basri, S. dkk. 2015. Analisis Risiko KEsehatan Lingkungan (ModelPengukuran Risiko Pencemaran Udara terhadap Kesehatan). Jurnal Kesehatan 7(2).

 

Rojko A. Industry 4.0 Concept : Background and Overview. 2017.  Vol. 11(5) Hal. 77-90

 

Hansel NN, McCormack MC, Kim V. Theeffects of air pollution and temperature on COPD. COPD: J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2016;13(3):372--379.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun