Mohon tunggu...
Jalma Daya
Jalma Daya Mohon Tunggu... -

Blogger di Dayoo.site

Selanjutnya

Tutup

Money

Bulog Hadir dengan "KITA" untuk Kita

18 Mei 2018   02:42 Diperbarui: 19 Mei 2018   03:41 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca di sebuah situs berita online tentang tiga cara Bulog dalam memenuhi kebutuhan beras masyarakat menjelang puasa. Direktur Utama Perum Bulog Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso seperti yang disebutkan dalam situs berita tersebut tidak akan melakukan operasi pasar, pasalnya menurut Budi Waseso operasi pasar menjelang puasa tidak ubahnya seperti aktifitas pemadam kebakaran, dimana solusi akan datang ketika masalah sudah ada. Padahal persoalan seperti kurangnya persediaan bahan pokok khususnya beras selama bulan puasa bisa di prediksi sebelum Ramadhan tiba.

Menurut Budi Waseso ada tiga cara yang akan dilakukan untuk memenuhi ketersediaan beras menjelang Ramadhan. Pertama, memperluas pasokan beras dengan menitipkannya di markas kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Menurut Budi Waseso keamanan beras akan lebih terjamin ketika berada di polsek atau koramil dibanding diluar, walaupun tidak 100 persen. Kedua, menyediakan beras jenis premium dan medium dalam bentuk kemasan (sachet) untuk disalurkan ke warung-warung. Ketiga, Bulog membangun kerja sama dengan retail swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Budi Waseso menambahkan bahwa jaringan dari retail-retail BUMN dan swasta ini sudah dibangun sebelumnya.

Kelangkaan bahan makanan pokok termasuk beras seakan sudah menjadi tradisi yang tentunya tidak diinginkan yang sudah bertahun-tahun kita alami setiap menjelang Ramadhan. Dan tentu saja dengan alasan kelangkaan tersebut harga bahan makanan pokok menjadi terdongkrak naik. Dan sayangnya ketika usai bulan Ramadhan atau ketika kelangkaan tersebut usai bahan makanan pokok tersebut enggan untuk turun. Dengan kata lain mudah naik dan tidak mau turun.

Sebuah peristiwa yang terjadi berulang-ulang sebenarnya bisa di tanggulangi, dalam hal ini kelangkaan dan kenaikan bahan makanan pokok. Dan untungnya Bulog sebagai sebuah lembaga di Indonesia yang tugasnya mengurusi tataniaga beras dan bahan pokok lainnya dengan sigapnya merespon persoalan ini. 

"KITA" dan Rumah Pangan Kita (RPK)

Selaras dengan apa yang dikatakan Budi Waseso diatas, sekitar dua tahun lalu Bulog sudah mengambil sebuah langkah dengan mengeluarkan brand "KITA" untuk beberapa jenis komoditas bahan makanan pokok seperti beras, daging, gula dan minyak goreng. Dan saat ini produk "KITA" yang dikeluarkan Bulog semakin bertambah macamnya, selain beberapa bahan makanan pokok yang sudah disebutkan di atas, kini Bulog juga mengeluarkan beberapa produk lagi dengan brand "KITA", seperti terigu, jagung, ikan, cabe, kedelai, bahkan sampai pada pakan ternak.

kita-5aff1c215e1373323b533342.jpg
kita-5aff1c215e1373323b533342.jpg
Dalam hal pendistribusian produk "KITA" ke masyarakat, seperti yang dikatakan Budi Waseso diatas, Bulog bekerjasama dengan jaringan retail swasta, ini yang disebut dengan RPK atau Rumah Pangan Kita yang mulai dibangun jaringannya sejak dua tahun lalu. Rumah Pangan Kita (RPK) merupakan mitra Perum BULOG serta jaringan outlet penjualan bahan makanan pokok yang dipasok langsung dari Bulog. Outlet penjualan yang dimiliki masyarakat dan dibina langsung oleh Perum BULOG. RPK diperuntukan bagi perseorangan, kedai atau toko dan koperasi, ormas atau perusahaan.

Efektifitas RPK Untuk Stabilitas Harga

Harga yang dijual di RPK merupakan satu suara yang ditetapkan oleh Bulog. Artinya, meski harga pasaran gula pasir 15 ribu rupiah per kilogram (kg), Bulog menetapkan harga 12.500 rupiah per kg.

Mitra atau pemilik RPK tidak memiliki kewenangan untuk menaikkan harga sedikit pun. Sebab, tujuan RPK adalah untuk membantu Bulog untuk menjaga stabilitas harga. Bila harganya tidak berbeda dengan harga di pasar, itu artinya RPK tidak berdampak untuk masyarakat.

Mitra RPK harus menjual produk sesuai dengan harga yang ditetapkan Bulog. Bila Mitra tersebut melakukan pelanggaran, kerja sama diberhentikan dan Bulog selanjutnya menghentikan pasokan ke Mitra yang bersangkutan. Itu merupakan perwujudan dari konsisten Bulog bahwa RPK bertujuan untuk menstabilkan harga pangan.

Efektifitas Brand "KITA" Untuk Kualitas Produk

Dengan adanya branding, berarti Bulog sudah tentu memiliki standar produk. Dan sebagai sebuah Lembaga Negara yang mengurusi masalah ini dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, tentu saja Bulog mampu menjaga standar kualitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun