Mohon tunggu...
Jalil Banteq
Jalil Banteq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merabu yang Tersisa di Borneo

3 Maret 2018   23:42 Diperbarui: 4 Maret 2018   09:54 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

                Komunikasi lancar,  semacam jalan tol. Namun kepastian dan lokasi belum juga ditentukan. Chating di grup media juga aktif. Hingga hari -2 aku belum juga putuskan untuk ikut. Hingga dini hari -1 baru bisa  memberikan kepastian. Budget sedang sakit-sakitnya. Sedang kena penyakit kronis. 

                Setelah keputusan bulat, aku mencari peralataan dan menyiapkan diri. Kami berangkat beranggotakan 7 orang. Mbak Nana paling senior, disusul Mas Ino, Mbak Novi, Edwin, Fauzi, Guntur dan aku. Nama tim kami adalah OU- Komuniti. 

                Hari kamis. Rencana awal berangakat pukul 14.00. Namun  untuk datang lebih awal lebih baik.  Rencanya disalah satu rumah rekan kami untuk berkumpul. Aku datang paling telat.

                Semua telah datang. Kami berangkat dari kota Sangatta sekitar pukul 14.... lewat beberapa menit. Biasa orang Indonesia, hehehhe.....

            Perjalanan dilanjutkan hingga tiba magrib, kami istrahat di Kota Kecamatan Wahau untuk pengisian bahan bakar kendaraan, juga mencari pengganjal perut. Setelah kurang lebih sejam, kami melanjutkan perjalan. Hingga larut malam, perjalan dari Wahau sudah berjam-jam, kami sudah melewati baruga ukuran sedang khas ukir masyarakat kaltim, artinya sudah berada di antara perbatasan Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau.  Kami tetap jalan terus, tanpa menghiraukan.

                Hingga dini hari, sudah ditengah hutan, udaranya mulai berbeda. Sangat menusuk dinginnya. Pemukiman sangatlah jarang. Tim kami sudah mulai kelelehan, sudah tidak bisa menahan rasa kantuk dan capek. Berapa kali kami niat istrahat, namun saranku tidak boleh sembarangan untuk menginap. Ada beberapa ancaman, bisa jadi di begal ditengah jalan atau diganggu hewan-hewan liar. Kami memutuskan untuk singgah di depan rumah warga. 

Disini ada 2 rumah yang berdampingan. Keputusan sudah di ambil. Kami meminta ijin kepada pemilik rumah untuk tidur di depan rumah mereka.  Kami disambut dengan baik, pemilik rumah bahkan bersedia mengeluarkan lampu kecil yang di colok dari pengisian aki. Kami berbincang singkat dengan pemilik rumah, daerah ini namannya kampung Letta masuk Kecematan Kelay "kata pemilik rumah".

                Pagi datang menyambut. Pepohan begitu rindang. Udara sangat sejuk, dingin namun menyegarkan. Kami juga sangat beruntung, bisa melihat burung Enggang (Rangkong)  salah satu burung endemik Borneo, terbang berombongan dengan keluarga mereka. Sekarang meraka  sudah sangat jarang bisa ditemui.

                Perjalanan dilanjutkan........! sekitar pukul 7.30 kami berangkat dari tempat menginap. Hingga beberapa mneit sudah berada di kota Kecamatan Kelay. Kami singggah untuk pengisian bahan bakar. Kemudian melanjutkan perjalan hingga pukul 09. 30 pagi,  tiba di Gerbang Kampung Merasa. Kami bertemu dengan warga di dekat gerbang, bertanya tentang tujuan kami yaitu Kampung Merabu. Ternyata sudah sangat jauh kami lewati. 

Terpaksa kami kembali mengikuti jalur yang yang telah dilalui tadi pagi. Kami mengikuti arahan warga, sebelah kiri jalan ada baruga stainles bertuliskan "Kampung Lesan". Itulah jalan yang bisa dilalui. Sesampai di gerbang stainlestersebut. Kebetulan kami bertemu lagi dengan warga, lalu bertanya. Iyah ini suda benar.

                Kami memasuki jalur yang dimaksud. Jalannya sudah bukan aspal lagi ataupun cor semen. Namun hanya kerikil pasir merah yang sudah di ratakan. Tidak sedikit yang sudah rusak, suadah seperti jalur air. Pertengahan jalan, kami kembali mengisi bahan bakar. Cadangan yang dibawa dari kota kecamatan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun