Mohon tunggu...
Jalesva Mahsa
Jalesva Mahsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Mencurahkan suasana hati dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

JNE, Market Place, dan Senyuman Ibuku

2 Januari 2022   18:15 Diperbarui: 2 Januari 2022   19:04 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain menggunakan Krita paint apk

Untuk seorang mahasiswa baru yang tinggal di kota kecil seperti aku, sungguh tidak pernah terbayang sebelumnya bahwa aku bisa berjualan dan punya pembeli dari luar kota bahkan luar provinsi. Maklum, uang aku tidak punya. Yang ada hanya keinginan untuk membantu ibuku, orang yang paling aku cintai.

Sejak ditinggal ayah, ibuku bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah agar bisa membiayai aku dan adikku. Dari ibukulah aku belajar tabah, sabar dan tidak pernah menyerah. Secape apapun ibuku, belum pernah sekalipun aku mendengar keluh kesah darinya. Hanya senyum dan pancaran kasih sayang yang aku lihat dan rasakan dari tatapan dan raut wajah ibuku.

Selama bertahun-tahun dari sejak SD hingga SMP aku berjualan es lilin dan berbagai macam camilan khas anak sekolahan, lalu ketika mulai SMA aku mulai berinovasi dengan menjual ricebowl dengan berbagai jenis lauk pauk. Aku mencoba berbagai cara agar bisa membantu meringankan beban ibu. Kebetulan aku senang memasak.

produk masakan ricebowl yang masih berjalan hingga saat ini
produk masakan ricebowl yang masih berjalan hingga saat ini

Tapi karena banyaknya kesibukan di sekolah, aku tidak punya cukup waktu untuk mengembangkan usaha tersebut. Target konsumen aku pun hanya sebatas teman-teman sekolah dan kenalan atau keluarga mereka. Untuk menjangkau area penjualan yang lebih luas, aku tidak sanggup karena selain harus sekolah, aku juga membantu ibu mengerjakan berbagai macam pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian, menyetrika, memasak, dan lain-lain.

Ingin sebenarnya aku mengembangkan usahaku itu, tapi yaaa sekali lagi disamping sibuk sekolah, yang namanya jualan itu harus punya tempat dan tempatnya harus di tempat strategis supaya banyak pembeli yang datang. Selain itu, harus punya stok barang juga supaya tidak kehabisan barang jualan. Dan seabreg syarat lain yang tidak akan pernah bisa aku penuhi karena sangat terbatasnya uang yang aku miliki.

Suatu hari di jam istirahat sekolah teman baikku yang hobinya makan cerita, dia kemarin membeli camilan online dari luar kota. Karena aku kurang pemahaman mengenai dunia per-internetan dan smarthpone yang aku punya ya bisa dikatakan usang, sudah lama sekali dan hanya cukup untuk komunikasi tugas-tugas sekolah, aku kaget banget dan nanya ke temanku, "hahhh online? ko ada yang jual makanan online gitu? nanti basi kan?" Mendengar pertanyaan aku yang lugu seperti itu, teman aku pun kontan tertawa terbahak-bahak. "Je yaampun, ini bukan makanan yang biasa kamu bikin, kalo gitumah iya dong basi dijalan, lagian sekarang belanja apapun udah serba online soalnya praktis dan sampainya cepet banget" Sejak itu entah kenapa sampai sekarang setiap ketemu aku, teman aku itu suka menggodai aku dengan memanggil aku Jeje kudet (kurang update).

Tapi aku tidak marah. Malah aku sangat berterima kasih sama dia yang sudah membuka mata aku. Bahwa di jaman yang serba maju seperti sekarang ini, yang namanya jualan tidak harus selalu punya toko fisik. Hampir semuanya bisa dilakukan dengan smartphone dan koneksi internet.

Dari pengalaman itu aku mengganti smartphone lamaku dengan smartphone yang bisa digunakan untuk berjualan online. Yaaaa walaupun smarthphone bekas dan bukan merk terkenal yang penting manfaatnya kannn.. 😉

Di awal aku masih bingung. Bagaimana caranya orang bisa tahu kalau kita jualan? Dari situ aku berkenalan dengan apa yang dinamakan dengan marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun